Yogyakarta (Antara Jogja) - Go Ahead Challenge (GAC) Festival memberi ruang untuk para pelaku kreatif atau "emerging artist" dalam berekspresi dengan inspirasi dari berbagai seniman Tanah Air, kata "visual artist" Ade Darmawan.
"Melalui dukungan dari 'Sampoerna A' yang membawa GAC Festival di empat kota berbeda, para pelaku kreatif kini memiliki ruang untuk berekspresi secara lebih luas dan belajar dari para seniman lain," kata Ade yang juga salah satu kurator GAC 2017 di Lapangan Mandala Krida Yogyakarta, Jumat.
Selain menghadirkan karya-karya inspiratif dari tokoh seni Tanah Air terkemuka, dan berbagai kolaborasi menarik antara "emerging artist", komunitas kreatif maupun para musisi lokal dan nasional, GAC Festival juga merupakan ajang apresiasi untuk para semifinalis GAC 2017.
"GAC Festival yang berjalan di empat kota, dengan Yogyakarta sebagai kota kedua, kini turut mempersembahkan karya-karya dari semifinalis terbaik yang berasal dari wilayah Jawa," kata Ade.
Menurut dia, sejumlah semifinalis terbaik yang memiliki talenta di bidang "visual art", fotografi, musik, dan "style" turut mempresentasikan karya mereka secara visual di ruang pamer bertajuk A Space.
"Mereka ditantang untuk dapat memamerkan karya-karya mereka yang sebelumnya telah didaftarkan melalui 'goaheadpeople.id ', dengan lebih apik dan menarik," katanya.
Selain karya para semifinalis yang dipamerkan di A Space, terdapat pula karya-karya dari para tokoh seni terkemuka Tanah Air yang juga berperan sebagai kurator GAC 2017 yaitu Ade Darmawan, Anton Ismael, Ajeng Svastiari, dan Iga Massardi.
"Dengan mengangkat tema 'Major Scale' yang diambil dari istilah seni musik, karya-karya mereka terlihat harmonis mengisi ruang pamer dengan beragam medium dari bidang seni yang beragam," katanya.
Ia mengatakan, setelah berkunjung ke Samarinda dan Yogyakarta, GAC Festival akan melanjutkan perjalanannya ke Bandung (21/10) dan Lampung (4/11). Dari 48 semifinalis yang berhasil tersaring di empat kota tersebut, nanti akan dipilih 12 finalis untuk pamer karya di Jakarta.
Kemudian di antara mereka akan dinobatkan sebagai pemenang GAC 2017 yang nanti mendapatkan pengalaman berseni di Amerika Serikat.
"Selama proses kompetisi, para peserta dapat belajar dari para tokoh seni terkemuka Tanah Air melalui 'workshop challenge' serta berbagai kelas kreatif yang membuat GAC menjadi lebih dari sekadar kompetisi kreatif, tetapi juga sebuah ruang untuk mengembangkan diri," kata Ade.
Salah satu kurator GAC 2017 untuk karya fotografi Anton Ismael mengatakan beragam karya dari berbagai bidang seni yang dihadirkan telah berhasil menjadikan GAC Festival sebagai sajian seni kreatif yang lain dari biasanya.
"One stop creative festival, sebutan yang pas untuk ajang GAC Festival karena kita dapat menemukan para kreator dari berbagai bidang dan latar belakang berkumpul di ajang tersebut," katanya.
Ajang itu tentunya patut dimanfaatkan oleh para semifinalis GAC 2017 untuk membuka diri seluas-luasnya termasuk mereka yang berasal dari Yogyakarta maupun daerah lain di sekitarnya. "Jangan berhenti mengasah bakat dan berani dalam berekspresi dan bereksplorasi," kata Anton.
Salah satu semifinalis GAC 2017 bidang "visual art" asal Yogyakarta Yahya Dwi Kurniawan mengaku bangga dapat memamerkan karyanya untuk dinikmati masyarakat secara luas.
Menurut dia, bisa lolos menjadi semifinalis di ajang GAC 2017 dan diapresiasi oleh Sampoerna A melalui GAC Festival itu merupakan suatu kebangaan bagi dirinya. Apalagi karyanya dapat dipamerkan bersama karya para seniman profesional Tanah Air.
"Hal itu tentunya sangat menginspirasi dan memacu saya untuk terus menantang diri dalam berkarya dan belajar dari tokoh-tokoh seni panutan," kata Yahya.
(B015)