Menristekdikti: Film Tengkorak bukti kompetensi lulusan vokasi

id Film tengkorak,Menristek

Menristekdikti: Film Tengkorak bukti kompetensi lulusan vokasi

Film Tengkorak (Istimewa)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menganggap film berjudul Tengkorak karya mahasiswa dan dosen Universitas Gadjah Mada sebagai bukti bahwa pendidikan vokasi mampu melahirkan lulusan yang berkompeten.

"Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan film ini. Saya selalu tertarik melihat inovasi-inovasi dari mahasiswa sekolah vokasi di Indonesia," kata Nasir seusai menyaksikan cuplikan film karya mahasiswa dan dosen UGM berjudul Tengkorak di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.

Film Tengkorak mulai diproduksi oleh dosen Sekolah Vokasi UGM, Yusron Fuadi empat tahun yang lalu bersama para mahasiswanya, sebelum akhirnya melibatkan pimpinan universitas termasuk Rektor UGM. Setelah melewati proses produksi yang cukup panjang dengan inovasi di bidang multimedia, animasi, efek khusus, dan sebagainya, film itu tayang perdana dalam Special Gala The 12th Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada Desember 2017.

Menurut Nasir, film yang berhasil masuk nominasi Best Film di Cinequest 2018 itu menunjukkan bahwa pendidikan vokasi mampu menghasilkan terobosan yang membawa Indonesia menjadi negara diakui dunia.

Atas prestasi melalui film itu, ia menilai UGM berhasil mengembangkan pendidikan vokasi dengan kualitas yang sudah terbukti. 

Ia berharap kegiatan inovatif seperti yang dilakukan Sekolah Vokasi UGM melalui pembuatan film itu bisa terus berjalan untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik. 

Kualitas pendidikan vokasi khususnya dalam kegiatan praktik diharapkan bisa lebih ditingkatkan dengan melibatkan dosen-dosen yang berasal dari kalangan praktisi.

"Sekarang jumlah dosen praktisi ada 20 persen itu sebenarnya sudah bagus, tetapi kalau bisa sampai 50 persen, akan mendorong inovasi jauh lebih baik," kata dia.

Pada Maret 2018, Film Tengkorak yang bergenre fiksi ilmiah itu akan melakukan "world premier" pada Cinequest Film & VR Festival 2018 di California, Amerika Serikat sekaligus memperebutkan Best Sci-Fi, Fantasy dan Horror Feature Award dalam festival tersebut.

"Film ini 100 persen karya mahasiswa dan dosen UGM, dan akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di Cinequest. Terima kasih atas dukungan dari semua pihak, dan semoga film ini juga bisa diterima di pasar Indonesia," kata Dekan Sekolah Vokasi UGM Wikan Sakarinto. 



(T.L007)