Pemerintah optimistis tren positif investasi hulu berlanjut

id arcandra

Pemerintah optimistis tren positif investasi hulu berlanjut

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (jogja.antaranews.com)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis bahwa capaian tren positif pada investasi hulu minyak dan gas terus berlanjut.

Berdasarkan informasi dari Kementerian ESDM yang dihimpun Antara di Jakarta, Minggu, sejak diterapkan pada 2017, skema Production Sharing Contract (PSC) gross split dinilai telah membawa dampak positif terhadap perkembangan investasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.

Pemerintah optimis tren positif hulu migas ini terus berlanjut dengan lakunya blok-blok migas yang ditawarkan, baik itu blok baru, maupun blok terminasi.

Ditegaskan kembali oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar bahwa pada 2015 dan 2016 tidak ada satu pun blok migas yang dilelang pemerintah (22 blok) diminati investor. Saat itu masih menggunakan skema PSC Cost Recovery.

"Setelah kita ubah jadi gross split di 2017, lima blok migas (dari 10 WK konvensional) yang kita tawarkan laku. Untuk tahun ini sudah ada 4 blok, kita tunggu sampai Juni berapa lagi yang laku, kita optimis akan terus laku, ini sangat positif," ungkap Arcandra.

Selain blok migas baru yang ditawarkan, lanjut Arcandra, tercatat pula 13 blok terminasi yang menggunakan skema gross split dari rentang 2017 hingga kini. Salah satunya adalah blok terminasi Jambi-Merang, dimana nilai investasi komitmen kerja pasti 5 tahun sebesar 239 juta dolar AS, dengan kontraktor Pertamina.

"(Komitmen pasti) ini besar sekali. Dan baru terjadi pada tahun ini", kata Wamen Arcandra.

Kebijakan lainnya yang dilakukan pemerintah untuk menarik minat investor dan memberikan kemudahan berinvestasi adalah dengan diterbitkannya PP Nomor 53 Tahun 2017 tentang Perlakuan Perpajakan pada Kegiatan Usaha Hulu Migas dengan Kontrak Bagi Hasil Gross Split.

Arcandra menjelaskan, dengan terbitnya PP tersebut, Kementerian Keuangan memberikan insentif dalam bentuk tidak membebankan biaya kepada kontraktor dalam kegiatan eksplorasi, dimana indirect tax (pajak tidak langsung) kini digratiskan hingga first oil.

"Pada PP 53 Tahun 2017, Kementerian Keuangan memberikan insentif lagi, indirect tax dibebaskan, bahkan sampai dengan First Oil", imbuhnya.

Arcandra juga yakin bahwa ke depannya, investasi sektor hulu migas di Indonesia akan semakin bergairah, seiring meningkatnya harga minyak mentah dunia. "Saya optimis akan banyak investor", pungkas Arcandra.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024