Dispar Gunung Kidul hitung belanja wisatawan

id Tiwul

Dispar Gunung Kidul hitung belanja wisatawan

Makanan tradisional khas Gunung Kidul, tiwul (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (ANTARA News Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menghitung belanja wisatawan dengan metode pengumpulan data melalui kuesioner untuk mengetahui jumlah uang yang dikeluarkan oleh wisatawan selama berkunjung di wilayah ini.

"Kami masih mengumpulkan data terkait jumlah uang yang dikeluarkan wisatawan saat berkunjung ke Gunung Kidul. Data seberapa banyak belanja wisatawan belum dapat kami sampaikan sekarang," kata Sekretaris Dispar Gunung Kidul Hary Sukmono di Gunung Kidul, Jumat,

Ia mengatakan metodologi yang digunakan untuk mengetahui belanja wisatawan, caranya dengan membagikan kuisioner yang jumlahnya sekitar 500 lembar.

"Pada saatnya pasti kami rilis, karena (mengetahui belanja wisatawan) tertuang dalam RPJMP (rencana pembangunan jangka panjang) 2005-2020,? ujarnya.

Dijelaskannya, metodologi yang digunakan untuk mengetahui seberapa banyak wisatawan menghabiskan uang harus lebih detail. Misalnya, dipilah antara perempuan dan laki-laki, karena ada kemungkinan nilai belanja tidak sama.

"Di dalamnya, nanti menghitung peredaran uang, sehingga dampak signifikan sektor pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat bisa semakin terukur. Dan tentu pendataan melalui quisioner yang telah dilakukan sekarang belum mewakili jumlah pengunjung," katanya.

Harry mengatakan penghitungan ini untuk mengetahui seberapa besar belanja wisatawan ini menjadi indikator lanjutan pengembangan sektor pariwisata.

"Kami butuh data untuk membuat kebijakan pengembangan pariwisata dan peluang investasi di sektor pariwisata," katanya.

Dia mengatakan kunjungan wisatawan ke Gunung Kidul tidak lebih dari 1,5 hari. Hal ini tentu tidak mampu menggerakan ekonomi masyarakat secara cepat, sehingga perlu ada inovasi seperti peluang investasi sektora pariwisata, seperti resor dengan fasilitas berskala internasional, bukan kelas melati.

"Pariwisata di Gunung Kidul ini sangat berpotensi menjadi Bali kedua, hanya saja belum ada investor yang akan menanamkan modal besar di Gunung Kidul," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024