Addis Ababa (ANTARA) - Bentrokan antara pasukan khusus kawasan dan kelompok etnik minoritas menewaskan sedikitnya 20 orang dalam lima hari terakhir di Negara Bagian Amhara, Ethiopia, menurut pejabat politik setempat, Kamis.
Sejumlah bentrokan menambah sakit kepala Perdana Menteri Abiy Ahmed, yang reformasi politik dan ekonominya di negara yang pernah menjadi salah satu paling represif di Afrika juga memberanikan orang kuat berpengaruh membangun markas etnik.
Amhara, provinsi terpadat kedua di Ethiopia, menjadi biang kerok ketegangan yang disusul dengan kekerasan hingga menewaskan puluhan orang, termasuk presiden di kawasan tersebut pada Juni. Pemerintah federal menggambarkan aksi kekerasan itu sebagai kudeta, yang dipimpin para pentolan garis keras negara bagian yang nakal.
Bentrokan terbaru terjadi pada Jumat lalu, ketika kelompok bersenjata membunuh 10 orang. Mereka menyerang sebuah minibus yang tengah melaju di Kota Gondar, Amhara utara, kata presiden Partai Gerakan Nasional Amhara baru (NAMA), Desalegn Chane kepada Reuters melalui telepon.
Keesokan harinya 12 tentara tewas ketika dua konvoi yang mengangkut pasukan khusus Amhara juga diserang, katanya.
Chane menghubungkan kekerasan tersebut dengan Komite Kimant, sub-kelompok etnik di kawasan Amhara.
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Prabowo tiba di Mesir memenuhi undangan kenegaraan dan KTT D-8
Rabu, 18 Desember 2024 6:00 Wib
Oposisi: Suriah bakal terpecah menjadi zona kendali kekuatan asing
Selasa, 17 Desember 2024 2:08 Wib
Menlu Sugiono: RI-AS mitra strategis di tahun ke-75 hubungan bilateral
Sabtu, 14 Desember 2024 12:12 Wib
Mantan Menhan Korsel coba bunuh diri di fasilitas penahanan
Rabu, 11 Desember 2024 11:53 Wib
AS tak berencana perluas militer di Suriah, usai jatuhnya Assad
Selasa, 10 Desember 2024 11:12 Wib
Jerman menghentikan suaka bagi warga Suriah
Selasa, 10 Desember 2024 9:35 Wib