Addis Ababa (ANTARA) - Bentrokan antara pasukan khusus kawasan dan kelompok etnik minoritas menewaskan sedikitnya 20 orang dalam lima hari terakhir di Negara Bagian Amhara, Ethiopia, menurut pejabat politik setempat, Kamis.
Sejumlah bentrokan menambah sakit kepala Perdana Menteri Abiy Ahmed, yang reformasi politik dan ekonominya di negara yang pernah menjadi salah satu paling represif di Afrika juga memberanikan orang kuat berpengaruh membangun markas etnik.
Amhara, provinsi terpadat kedua di Ethiopia, menjadi biang kerok ketegangan yang disusul dengan kekerasan hingga menewaskan puluhan orang, termasuk presiden di kawasan tersebut pada Juni. Pemerintah federal menggambarkan aksi kekerasan itu sebagai kudeta, yang dipimpin para pentolan garis keras negara bagian yang nakal.
Bentrokan terbaru terjadi pada Jumat lalu, ketika kelompok bersenjata membunuh 10 orang. Mereka menyerang sebuah minibus yang tengah melaju di Kota Gondar, Amhara utara, kata presiden Partai Gerakan Nasional Amhara baru (NAMA), Desalegn Chane kepada Reuters melalui telepon.
Keesokan harinya 12 tentara tewas ketika dua konvoi yang mengangkut pasukan khusus Amhara juga diserang, katanya.
Chane menghubungkan kekerasan tersebut dengan Komite Kimant, sub-kelompok etnik di kawasan Amhara.
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Israel gempur Iran, Sekjen PBB mengutuk
Sabtu, 20 April 2024 6:23 Wib
Prancis mencegat 'drone'-rudal Iran di atas Yordania
Jumat, 19 April 2024 20:58 Wib
Israel luncurkan rudal ke aset AU Iran
Jumat, 19 April 2024 20:56 Wib
Krisis usai jika Israel setop operasi militer di Palestina, beber Iran
Jumat, 19 April 2024 10:35 Wib
Ukraina, tuduh Rusia, sering menembaki fasilitas medis dan staf medis
Jumat, 19 April 2024 7:34 Wib
Ribuan tentara Isarel terluka dan mengalami gangguan psikologis
Kamis, 18 April 2024 6:29 Wib