Gunung Kidul apresiasi Puskesmas Semanu buat APD secara mandiri

id COVID-19,Gunung Kidul,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Gunung Kidul apresiasi Puskesmas Semanu buat APD secara mandiri

Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi bersama jajaranya meninjau puskesmas yang memberikan pelayanan menggunakan APD secara mandiri, Jumat (3/3/2020). ANTARA/Sutarmi

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengapresiasi petugas kesehatan di Puskesmas Semanu I yang membuat pelindung wajah secara mandiri sebagai salah satu alat pelindung diri saat memberikan pelayanan kepada masyarakat di tengah pandemi virus corona baru (COVID-19).

Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi di Gunung Kidul, Jumat, mengharapkan tidak ada puskesmas yang menolak pasien karena kekurangan alat pelindung diri (APD).

"Ini alat APD (alat pelindung wajah) yang dibuat ibu-ibu Puskesmas Semanu I untuk mengatasi keterbatasan APD," kata dia.

Ia mengatakan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Gunung Kidul terus berupaya memberikan APD bagi petugas medis dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Kita harus mendukung untuk setiap langkah yang positif agar guyub rukun kita dan kolaborasi semakin bermakna dan menggembirakan. Kita apresiasi para dokter dan tenaga karena mereka adalah pejuang garda depan penanggulangan COVID-19," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty mengaku tidak mempermasalahkan perawat atau tenaga medis di Gunung Kidul menggunakan APD yang terbuat dari jas hujan plastik, seperti yang dilakukan tenaga medis di beberapa puskesmas.

Bahkan, mereka membuat pelindung wajah secara mandiri.

Meski demikian, pihaknya tetap melakukan pengadaan APD, seperti masker, baju pelindung, dan kebutuhan tenaga medis lainnya.

Dia mengakui dengan permintaan APD dari seluruh pelosok negeri, menyebabkan distributor menyediakan barang secara bertahap.

"Kami sebenarnya persiapan sampai tiga bulan ke depan, tetapi dari pihak penyedia memberikan secara bertahap. Ada yang seminggu ada yang dua minggu, ya tidak apa-apa, yang penting kita sudah kontrak," kata Dewi.