Perajin batik di Kulon Progo mulai "kebanjiran" permintaan kain batik

id perajin batik,COVID-19,Kulon Progo,DPRD Kulon Progo

Perajin batik di Kulon Progo mulai "kebanjiran" permintaan kain batik

Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati meninjau produksi batik di Kecamatan Lendah. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Perajin batik di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai banyak permintaan kain batik bermotif "Geblek Renteng" sejak awal Juni ini, sehingga mampu bertahan pada masa pandemi COVID-19 ini.

Pemilik Sinar Abadi Batik Lendah, Agus di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan pada April dan Mei, permintaan batik turun hingga 90 persen, namun sejak awal Juni, permintaan batik mulai banyak lagi.

"Saat ini, kami sudah menerima pesanan batik dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti dari Kalimatan dan Sumatera. Meski jumlahnya tidak banyak, tapi kami sangat bersyukur," kata Agus.

Ia mengatakan pada April dan Mei, dirinya harus meliburkan 20 perajin batik yang membantu membuat batik selama ini. Namun, dengan adanya permintaan ini, mereka sudah kembali bekerja. Sebelum ada pandemi COVID-19, dirinya melayani permintaan kain batik dan baju berbahan batik bermotif "Geblek Renteng".

Disisi lain selama ada pandemi, dirinya mengoptimalkan pembuatan masker berbahan baku batik. Permintaannya lumayan. Meski tidak mendapatkan keuntungan yang banyak, dirinya tetap dapat mengoptimalkan penjahit di sekitarnya supaya tidak menganggur.

"Pada masa pandemi, kami berusaha semaksimal mungkin supaya kerajinan batik tidak berhenti total, meksi hanya membuat masker. Kami juga menjualnya lewat daring dan media sosial," katanya.
Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati meninjau produksi batik di Kecamatan Lendah. (Foto ANTARA/Sutarmi)
Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo Akhid Nuryati meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan klasterisasi perajin batik. Sehingga, data tersebut dapat digunakan memberikan bantuan penanganan perajin batik terdampak COVID-19. Menurutnya, tidak semua perajin batik terkena imbas dengan adanya pandemi COVID-19.

"Pemulihan ekonomi perajin batik harus disesuaikan klasternya, sehingga bentuk bantuan juga beragam dan tepat sasaran. Ini harus dipahami oleh semua pihak," katanya.

Ia juga berharap perajin batik di Kulon Progo tetap bersabar dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Percayalah bahwa pandemi COVID-19 ini akan segera berakhir, dan kami bersama pemkab akan menyikapi supaya sektor industri batik kembali bangkit dan kembali membesar.

"Kami optimistik industri batik di Kulon Progo akan cepat kembali bangkit," katanya.

Akhid juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Kulon Progo, terutama di tengah pandemi ini dan untuk seterusnya selalu menggelorakan menggunakan produk lokal produk kita sendiri.

"Hal itu adalah wujud dari implementasi program Bela Beli Kulon Progo," katanya.