Jakarta (ANTARA) - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan mutasi virus corona penyebab COVID-19 menjadi tantangan dalam pengembangan Vaksin Merah Putih.
"Iya itu selalu, vaksin apapun itu selalu begitu, apalagi virus mutasinya lebih cepat kalau bakteri-bakteri itu tidak terlalu cepat mutasinya kalau virus itu mutasinya sangat cepat," kata Kepala Lembaga Eijkman Amin Soebandrio dihubungi di Jakarta, Rabu.
Eijkman mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan platform subunit protein rekombinan.
Amin menuturkan, pihaknya selalu mengumpulkan informasi terkini tentang mutasi-mutasi terbaru dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Menurut Amin, pengembangan vaksin dan surveilans molekuler merupakan satu paket kegiatan di Eijkman.
"Kami sudah punya teknologinya untuk melakukan surveilans walaupun tidak semasif sekarang," tuturnya.
Amin mengatakan dalam mengembangkan vaksin, ada dua hal yang perlu dikembangkan yakni surveilans molekuler untuk memastikan bahwa vaksinnya efektif untuk mengeliminasi virus yang bersirkulasi saat ini, sehingga harus dipantau terus, dan mengembangkan teknologi untuk mengukur kekebalan tubuh.
Dengan mengukur kadar antibodi maka dapat dipantau apakah vaksin berhasil menciptakan imunitas dalam tubuh.
Saat ini sudah terjadi beberapa mutasi pada virus corona penyebab COVID-19 namun belum sampai berdampak signifikan dan mengganggu kinerja vaksin seperti varian baru Corona penyebab COVID-19 asal Inggris (B 117), Afrika Selatan (B.1.351) dan Brasil (B.1.1.28).
Berita Lainnya
Dewa 19 gebrak Soul Intimate Concert 2.0, penonton terhipnotis
Sabtu, 20 April 2024 7:28 Wib
Polisi gulung lima penyelundup 19 kg sabu dari Malaysia
Rabu, 17 April 2024 5:55 Wib
19 ribu wisatawan banjiri Kebun Binatang Surabaya
Senin, 15 April 2024 0:21 Wib
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
19 anggota geng motor bikin resah dicokok polisi
Senin, 1 April 2024 6:58 Wib
MK: Bertambah jadi 19, jumlah saksi dan ahli di sidang PHPU
Rabu, 27 Maret 2024 4:06 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib