Bantul (ANTARA) - Lima pasangan mengikuti Program Nikah Bareng Estafet dalam Rangka Bulan Pancasila dan Recovery Pandemi yang digelar dengan protokol kesehatan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Nikah Bareng Estafet ini adalah pernikahan yang dilakukan secara bergiliran atau diestafetkan tiap jam agar bisa terjaga protokol kesehatannya," kata Ketua Panitia Nikah Bareng Estafet, Ryan Budi Nuryanto di sela kegiatan di KUA Sewon, Bantul, Selasa.
Nikah Bareng Estafet bertema 'Pancasila Satukan Hati, Bangkit Bersama Melawan Pandemi' yang digelar selama sebulan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan ini terbuka umum dan untuk pembukaan nikah bareng pada Selasa (8/6) diikuti lima pasang pengantin.
"Seperti halnya Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya yang harus diestafetkan dari generasi ke generasi, yaitu manten ke keluarga, masyarakat dan anak cucunya. Dan pada nikah bareng ini peserta termuda, menengah hingga lansia yang disatukan oleh momentum Pancasila," katanya.
Baca juga: Pemkab Bantul menjalin komunikasi penanganan COVID-19 tingkat kecamatan
Lima pasang manten itu antara lain, Mujiono (40), tuna netra warga Sewon, Bantul dengan Dewi Susilowati (30), tuna daksa dengan kursi roda, warga Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, selanjutnya Slamet Riyadi (40) warga Kalideres, Jakarta Barat dengan Murwanti (39) warga Moyudan, Kabupaten Sleman.
Kemudian Budiman (51), warga Magelang, Jawa Tengah dengan Endang Puji (46) warga Magelang, Jawa Tengah. Dan Wagimin (71) warga Sewon, Kabupaten Bantul dengan Waginem (56) warga Sewon, Bantul, serta Saniyanto (62) warga Sayegan, Sleman dengan Daliyem (67) warga Kasihan, Bantul.
Prosesi pernikahan diawali dengan para peserta nikah bareng dirias lalu dikirab memasuki halaman KUA Sewon Bantul dengan 'cucuk lampah' (tradisi pernikahan adat Jawa sebagai simbol tolak bala bagi pengantin dan keluarganya) dua mayoret perias wanita muda diiringi lagu nasional.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Bantul bertambah 78 menjadi 14.743 orang
Selama prosesi dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan mulai dari pengecekan suhu, memakai masker, hand sanitezer dan sarung tangan oleh tim PMI Bantul, dilanjutkan pemeriksaan GeNose oleh dokter bersama para penghulu dan saksi manten secara bergantian.
"Hal ini adalah yang pertama di Indonesia bahkan di dunia, karena dilakukan di tempat penerapan protokol kesehatan dan tes GeNose untuk menikah secara langsung," kata Ryan yang juga Ketua Forum Taaruf Indonesia (Fortais) Sewon Bantul tersebut.
Nikah bareng yang dipimpin oleh Kepala KUA Sewon Bantul Asrori dan tiga orang penghulu yang secara bergantian sesuai prokes tersebut dengan mahar yang unik yaitu seperangkat alat shalat dan beras lima kilogram tunai dengan srah-srahan lambang negara dan cincin kawin batu merah putih.
"Begitu selesai para peserta nikah bareng membagikan masker dan stiker bertema Bulan Pancasila kepada para pengguna jalan yang melintasi Jalan Parangtritis (depan KUA Sewon) dibantu anggota Polsek dan Koramil Sewon," katanya.
Menurut dia, bagi warga yang berminat mengikuti Nikah Bareng Estafet Bulan Pancasila, syaratnya bersedia menjadi Duta Pancasila dengan berjanji mengamalkan dan mengkampanyekan nilai-nilai luhur Pancasila, dan mengurus syarat-syarat nikah pada umumnya dari KUA asal sesuai KTP untuk menumpang Nikah di KUA Sewon Bantul.
"Diharapkan dengan berkonsep nikah bareng estafet (bergantian tiap jam) dan tamu secara virtual ini adalah solusi terbaik bagi pasangan pengantin untuk menikah di situasi pandemi sekarang ini yang sah, baik secara agama, negara dan aman untuk kesehatan," katanya.