Tim UGM menciptakan instalasi seni-teknologi mikroalga

id Mikroalga,UGM,Teknologi

Tim UGM menciptakan instalasi seni-teknologi mikroalga

Tim Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Mikroalga Pusat Studi Energi (PSE) UGM menciptakan karya instalasi seni dan teknologi photo-bioreaktor yang diberi nama "Algae TechnoArt".  (ANTARA/HO/UGM)

Yogyakarta (ANTARA) - Tim Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Mikroalga Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan karya instalasi seni dan teknologi photo-bioreaktor yang diberi nama "Algae TechnoArt".

Karya tersebut dirancang bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan PT. Solusi Bangun Indonesia (SBI).

Direktur PUI-PT Mikroalga PSE UGM Prof Arief Budiman di Yogyakarta, Senin mengatakan inovasi rancangan photo-bioreactor tersebut mempunyai nilai seni instalasi serta berfungsi menghasilkan biomassa mikroalga yang berfungsi menyerap CO2 di udara.

"Saat ini satu instalasi telah dipasang di salah satu anak perusahaan PT SBI di Jakarta," kata Arief.

Mikroalga adalah tanaman mikro yang saat ini dikembangkan oleh tim UGM untuk pembuatan biosolar dan bioavtur untuk bahan bakar pesawat.

Di bidang pangan, kata dia, kandungan nutrisinya cukup beragam, mulai dari protein yg tinggi, omega 3, senyawa antikanker dan komponen aktif lain yang bisa dijadikan sebagai super food.

Di bidang pakan, lanjut Arief, sisa bahan hasil proses untuk energi dan pangan, masih dapat digunakan untuk keperluan pakan ternak.

Rektor ISI Yogyakarta Prof Agus Burhan menambahkan selain bersifat seni kontemporer, Algae TechnoArt yang dikembangkan bersama tim UGM juga mengandung muatan teknologi proses yang dapat menghasilkan beragam produk dengan beragam manfaat.

"Saya kira ini karya pertama di Indonesia yang memadukan seni dan teknologi proses," ujar dia.

Ia menambahkan Algae Techno Art merupakan karya yang unik dan menarik yang mengandung makna untuk memberi semangat perlunya mengatasi isu-isu energi terbarukan, ketahanan pangan, dan global warming.

"Semuanya tersaji dalam balutan seni kontemporer," kata Agus Burhan.

Sementara Direktur Manufacturing PT SBI Lilik Unggul Raharja mengatakan pihaknya mendukung Paris Agreement dalam mengurangi emisi CO2 di Indonesia. Salah satu langkah nyata adalah dengan pemasangan Algae TechnoArt di salah satu anak perusahaan PT SBI.

Menurutnya, sesuai rencana akan dipasang beberapa instalasi di beberapa lokasi.

"Satu instalasi ini dalam hal penyerapan CO2 setara dengan empat pohon akasia yang berumur empat tahun. Tentu saja ini cocok dipasang di tempat yang menjadi sumber emisi CO2," kata dia.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2025