Dispar Gunung Kidul: Libur tahun baru menggeliatkan ekonomi masyarakat

id Gunung Kidul,Dispar Gunung Kidul

Dispar Gunung Kidul: Libur tahun baru menggeliatkan ekonomi masyarakat

Objek wisata pantai di Gunung Kidul. (ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meyakini bahwa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat, khususnya pelaku usaha pariwisata dan masyarakat di sekitar objek wisata.

Data Dinas Pariwisata (Dispar) Gunung Kidul, selama libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, menunjukkan sebanyak 177.890 pengunjung dengan total pendapatan lebih dari Rp1,26 miliar.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunung Kidul Mohamad Arif Aldian di Gunung Kidul, Rabu, menilai ekonomi masyarakat dengan sendirinya akan meningkat, sejalan dengan tingginya angka kunjungan wisata.

"Perekonomian masyarakat dan pelaku jasa usaha pariwisata memang belum sepenuhnya pulih, tapi setidaknya ada peningkatan," kata Arif.

Menurutnya, peningkatan ini tetap berdampak positif pada pendapatan sehari-hari masyarakat, terutama yang beraktivitas di sektor pariwisata.

 Ia berharap situasi pandemi COVID-19 bisa lebih terkendali ke depan. Apalagi di 2022 ini, pihaknya memasang target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tinggi, yaitu Rp27 miliar.

"Kami harap pulihnya situasi juga akan membuat roda perekonomian masyarakat bisa kembali normal, terutama di pariwisata," katanya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunung Kidul Sunyoto mengatakan tingginya kunjungan wisata ke Gunung Kidul selama libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 berdampak positif pada sektor industri pariwisata.

Peningkatannya pun terbilang signifikan, sehingga dirasakan para anggotanya. "Lumayan kenaikannya karena libur Natal dan tahun baru kemarin, sekitar 70 persen," katanya.

Menurut Sunyoto, peningkatan pendapatan tak hanya dirasakan selama libur kemarin, bahkan juga beberapa hari setelahnya. Sebab masih ada wisatawan yang berkunjung meski libur telah usai.

"Peningkatan tersebut jelas berdampak positif pada sektor industri pariwisata. Apalagi kondisi ekonomi sektor wisata sempat terpuruk akibat kebijakan PPKM. Setidaknya kami sebagai pelaku wisata mendapat suntikan darah segar lagi," katanya.