Dinkes Gunung Kidul mengimbau petani waspadai leptospirosis

id Gunung Kidul ,Leptospirosis

Dinkes Gunung Kidul mengimbau petani waspadai leptospirosis

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty. (ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Dewi Irawaty mengimbau kepada petani dan masyarakat mewaspadai leptospirosis pada musim kemarau basah ini, karena ada kecenderungan mengalami peningkatan kasus.

Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Senin, mengatakan adanya fenomena kemarau basah, masyarakat, khususnya warga yang bekerja di sektor pertanian agar lebih berhati-hati terhadap penyebaran penyakit leptospirosis.

"Penyakit leptospirosis ini media penularan menggunakan air yang diduga tercampur dengan air kencing tikus. Sehingga, saat hujan berpotensi terjadi penularan," kata Dewi.



Ia mengatakan dari Januari hingga pertengahan Juni ini sudah ada 22 kasus. Empat warga yang terjangkit dinyatakan meninggal dunia.

Data perkembangan kasus leptospirosis di Gunung Kidul pada 2018 sebanyak 16 kasus, 2019 sembilan kasus, 2020 enam kasus, dan 2021 sebanyak 17 kasus.

"Pada tahun ini, ada tren kenaikan dan jumlah kasusnya masih bisa bertambah,” katanya.

Dewi mengatakan kasus leptospirosis tersebar di beberapa kecamatan/kapanewon. Warga yang terjangkit didominasi oleh petani. "Rincian kasus ada di bidang, saya tidak hafal. Yang jelas, kasus didominasi di wilayah pertanian,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Rismiyadi mengatakan belum menerima data dari dinas kesehatan terkait korban leptospirosis yang didominasi oleh petani. Menurut dia, untuk mengetahui pasti penularan dibutuhkan kajian, karena di berbagai tempat bisa menjadi sumber penyebaran penyakit.



“Bisa saja di pasar, di rumah, sawah atau tempat lain. Rasanya, masih butuh didalami,” katanya.

Meski demikian, Rismiyadi berkomitmen melakukan langkah preventif. Tindakan preventif dimulai dari pengamatan hama di lapangan hingga pelepasliaran burung hantu Tyto Alba yang berfungsi untuk mengurangi populasi tikus di sawah.

"Kami berharap masyarakat petani dan peternak untuk berpartisipasi dalam penanggulangan penyebaran leptospirosis," katanya.