Kulon Progo (ANTARA) - DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan sertifikat dan tali asih kepada atlet paralimpik Qonitah Ikhtiar Syakuroh yang meraih medali emas cabang olahraga para badminton di nomor Women’s Double SL3-SU5 dalam ajang ASEAN Para Games 2022 di Solo, beberapa waktu lalu.
Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati di Kulon Progo, Senin, mengatakan atlet paralimpik Qonitah Ikhtiar Syakuroh satu-satunya atlet dari Kulon Progo dalam ajang atlet paralimpik dalam ajang ASEAN Para Games 2022 di Solo.
"Kami segenap pimpinan dan anggota DPRD Kulon Progo memberikan apresiasi agar menjadi semangat bagi Qonitah dan keluarganya. Tali asih ini murni gotong royong pimpinan dan anggota DPRD," kata Akhid.
Ia mengatakan Qonitah Ikhtiar Syakuroh merupakan atlet difabel dapat menjadi inspirasi bagi atlet difabel lainnya. Selain itu, tali asih ini bisa menjadikan orang tua Qonitah dan lainnya memberikan dukungan kepada anaknya untuk berprestasi dan berlatih. Saat kepulangan Qonitah Ikhtiar Syakuroh dari Solo beberapa waktu lalu, mobil dinas pimpinan dewan juga digunakan untuk penjemputan.
Baca juga: Ganjar sebut banyak negara ingin belajar keberhasilan ASEAN Para Games Indonesia
"Kami betul-betul memberikan perhatian kepada Qonitah Ikhtiar Syakuroh dan kesuksesan ke depan," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan berdasarkan keluhan National Paralympic Committee (NPC) dan anggota bahwa atlet-atlet paralimpik kesulitan fasilitas penjemputan dan pemenuhan sarana latihan. Sehingga dewan menilai kedua fasilitas tersebut perlu diupayakan. Sehingga ke depan atlet paralimpik dapat berlatih secara maksimal.
Di antara upaya intervensi yang bisa dilakukan Eksekutif adalah mencari atau meraih dana Corporate Social Responsibility (CSR) baik dari BUMN, BUMD, KONI maupun instansi-instansi lain.
"Bila memungkinkan menggunakan dana keistimewaan, tentu hal itu juga bisa dilakukan," ungkap politisi perempuan PDI Perjuangan tersebut.
Selama ini tidak mendapat bantuan penjemputan selama latihan serta tidak memiliki tempat khusus berlatih, sehingga mereka terpaksa menumpang latihan di tempat reguler.
"Dengan tidak adanya tempat latihan khusus dan menumpang di tempat reguler telah menyebabkan atlet paralimpik kurang memiliki rasa percaya diri bahkan ada rasa tidak enak saat latihan di tempat pelatihan reguler. Oleh karena itu kami mendorong pemkab dan OPD terkait untuk mengupayakan sarana dan prasarana yang mereka butuhkan, terutama soal penjemputan atlet," kata Akhid.
Sementara itu Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono menegaskan saat ini penganggaran kedua fasilitas tersebut APBD Perubahan tidak memungkinkan karena pembahasannya sudah berjalan. Selain itu belum diusulkan oleh OPD terkait.
"Untuk ke depan mungkin saja dianggarkan di APBD tapi untuk saat ini upaya yang bisa dilakukan adalah mencari sumber dana lain seperti CSR perusahaan," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Muhtarom Asrori mengatakan tali asih kepada atlet paralimpik yang meraih medali adalah wujud kepedulian anggota dewan terhadap atlet berprestasi.
Ia berharap langkah yang baik ini tentunya bisa diikuti oleh Perumda atau BUMD yang ada di Kulon Progo maupun pengusaha serta perusahaan yang beroperasi di Kulon Progo.
"Dukungan tersebut penting karena dengan keterbatasan sarana dan prasarana saja mereka bisa berprestasi apalagi kalau tersedia sarana dan prasarana yang memadai tentu akan lebih berprestasi," katanya.
Lebih lanjut, ia meminta Pemkab Kulon Progo segera menyelesaikan pengembangan Kawasan Stadion Cangkring sebagai pusat olahraga di Kabupaten Kulon Progo. Nanti, atlet paralimpik bisa memanfaatkan Stadion Cangkring.
"Saat ini, fasilitas atlet paralimpik sangat minim, bahkan tidak ada. Dengan adanya pusat olahraga Stadion Cangkring, atlet paralimpik ini dapat memaksimalkan prestasi karena didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai," katanya.
Baca juga: Indonesia memastikan dua tempat final Badminton Asia Championship 2022
