Warga Gunungkidul diimbau tingkatkan kewaspadaan bencana hidrometeorologi

id Gunungkidul ,Bencana hidrometeorologi ,BPBD Gunungkidul ,Bupati Gunungkidul

Warga Gunungkidul diimbau tingkatkan kewaspadaan bencana hidrometeorologi

Ilustrasi - Tim Basarnas Yogyakarta mengevaluasi warga yang tertimbun tanah longsor di Desa Candirejo, Kulon Progo. (ANTARA/HO-Basarnas Yogyakarta)

Gunungkidul (ANTARA) - Bupati Gunungkidul DIY Yogyakarta Sunaryanta mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi bencana hidrometeorologi saat musim hujan, mulai dari tanah longsor hingga banjir.

"Curah hujan dengan intensitas tinggi dimungkinkan masih akan terjadi sehingga masyarakat yang berada di bantaran sungai untuk tetap hati-hati dan waspada. Banjir seperti ini bisa kapan saja datang,” kata Sunaryanta di Gunungkidul, Sabtu.

Sunaryanta bersama sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait memantau dampak bencana hidrometeorologi yang terjadi di beberapa kapanewon/kecamatan di Gunungkidul.

Saat berada di Balai Kalurahan/Desa Candirejo, bupati memastikan korban terdampak tanah longsor mendapatkan tempat mengungsi dan kebutuhan logistik tercukupi.

“Warga yang berada di kawasan rawan longsor dievakuasi ke tempat aman, di balai kalurahan," katanya.

Bupati dan rombongan kemudian meninjau lokasi lokasi longsor di Padukuhan Blembem, Kalurahan Candirejo. Bupati melihat dari dekat rumah yang longsor tertimbun tanah dan diperkirakan terdapat dua warga, anak dan ibu, yang tertimbun longsor.

Proses evakuasi dilakukan menggunakan ekskavator karena kondisi medan yang sulit.

Sunaryanta juga meninjau jembatan di Padukuhan Pucung, Candirejo yang putus dan meminta agar infrastruktur tersebut secepatnya diperbaiki karena menjadi akses vital agar warga tidak perlu memutar terlalu jauh.

Bersama BPBD, Bupati juga memberikan bantuan makanan kepada warga terdampak bencana hidrometeorologi di Kapanewon Semin, Ngawen, dan Nglipar.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono mengatakan bencana hidrometeorologi terjadi di lima kapanewon/kecamatan, di sembilan kalurahan/desa atau 57 padukuhan dengan total 1.746 warga atau 400 kepala keluarga terdampak.

“Bencana yang terjadi di antaranya banjir, longsor, hingga pohon tumbang. Setidaknya ada jembatan, akses jalan, pasar, dan jaringan air masing-masing satu titik mengalami kerusakan berat,” katanya.