Pemkab Kulon Progo perpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi

id status tanggap darurat bencana hidrometeorologi,Kulon Progo,Bencana,BPBD Kulon Progo

Pemkab Kulon Progo perpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi

Ratusan hektare area persawahan di Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, teredam air akibat hujan intensitas tinggi mengguyur wilayah itu. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta berencana memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi mengingat curah hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan beberapa kapanewon (kecamatan) di wilayah ini terjadi longsor skala kecil hingga menengah.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Taufik Prihadi di Kulon Progo, Minggu, mengatakan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi sudah ditetapkan sejak awal Oktober hingga 31 Desember 2024.

"Saat ini, status tanggap darurat bencana hidrometeorologi sedang dalam proses perpanjangan karena kondisi faktual curah hujan masih tinggi, sehingga potensi bencana hidrometeorologi ini masih kita perlukan," katanya.

Pihaknya juga menunggu arahan Penjabat Bupati Kulon Progo terkait dengan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi, mulai dari penanganan kejadian bencana di daerah itu dalam beberapa hari terakhir.

"Kami juga menunggu informasi dari BMKG untuk menguatkan perpanjangan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi," katanya.

Taufik mengatakan hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kulon Progo sejak Rabu (1/1) menyebabkan beberapa kejadian, antara lain pohon tumbang dan tanah longsor.

Kejadian tersebut menyebar di delapan kapanewon, yaitu Wates, Sentolo, Lendah, Temon, Girimulyo, Pengasih, Kokap, dan Panjatan. Tercatat sebanyak 11 kejadian tanah longsor, delapan kejadian pohon tumbang, tanggul retak, tanah ambles, tanah bergerak, hingga talut ambrol.

Dia menjelaskan sebagian besar pohon tumbang mengenai rumah warga setempat sehingga menyebabkan kerusakan. Begitu juga dengan sebagian tanah longsor yang mengenai rumah warga.

"Talud yang ambrol merupakan pembatas sawah dekat Underpass Milir Pengasih, menyebabkan air dari sawah menggenangi underpass," katanya.

Tanah bergerak dilaporkan terjadi Kelurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap.

Dia mengatakan tanah bergerak tersebut berpotensi mengenai bangunan rumah warga yang berada di dekatnya.

Ia memastikan seluruh kejadian yang dilaporkan telah mendapatkan penanganan. Proses penanganan dilakukan bersama oleh warga, relawan, dan anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulon Progo.

"Kami juga menyalurkan bantuan logistik ke sejumlah warga yang rumahnya terdampak bencana," kata Taufik.