Jakarta (ANTARA) - Kebiasaan begadang di usia muda dapat mempengaruhi fungsi metabolisme otak yang dapat menyebabkan dimensia atau pikun, kata psikiater Klinik dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dr. Gina Anindyajati Sp.KJ
“Seseorang yang kebiasaan tidur larut malam akan berisiko mengalami gangguan fungsi kognitif yang terkenal dengan dimensia atau pikun,” ucapnya dalam diskusi daring dengan tema ‘Membangun Keselarasan Dunia Kerja dengan Kehidupan Pribadi’ yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Psikiater yang juga praktik di Klinik Angsamerah ini menambahkan bahwa kebiasaan ini akan menghambat otak yang seharusnya melakukan fungsi perbaikan di malam hari pada saat seseorang tidur.
Selain itu, pada usia pekerja, kebiasaan begadang juga akan menimbulkan gangguan konsentrasi sehingga timbul masalah dalam menyelesaikan pekerjaannya dan berujung pada perubahan suasana hati yang menjadi lebih sensitif terhadap sekitarnya.
Kebiasaan tidur malam yang dibarengi dengan konsumsi makanan cepat saji atau makanan instan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari. Saat mengonsumsi makanan cepat saji yang asin atau manis sambil bekerja larut malam, menyebabkan penumpukan lemak karena kurangnya aktifitas fisik yang dilakukan.
Akibatnya akan muncul risiko kesehatan seperti risiko stroke, penyakit jantung dan pernapasan, gangguan metabolisme lain seperti tekanan darah tinggi dan berat badan berlebih atau obesitas.