Festival Bau Nyale 2023 menarik dikunjungi wisatawan

id bau nyale,lombok,putri mandalika,legenda,nusa tenggara barat,mandalika,pantai seger,kuta lombok,festival bau nyale

Festival Bau Nyale 2023 menarik dikunjungi wisatawan

Warga lokal dan wisatawan berpartisipasi dalam festival adat Bau Nyale, di Pantai Seger Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (10/2). (ANTARA/Pamela Sakina)

Lombok (ANTARA) - Ada satu kegiatan menarik yang bisa dilakukan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat selain berlibur di pantai Gili Trawangan atau Pink Beach, yaitu mengunjungi Festival Bau Nyale yang hanya ada setahun sekali.

Festival Bau Nyale memberi pengalaman dan pesona tersendiri bagi wisatawan, selain menyaksikan kegiatan yang dilakukan masyarakat lokal, wisatawan juga bisa turut berpartisipasi dalam perhelatan ini. Lantas, apa itu perayaan Bau Nyale?

Bau Nyale berasal dari Suku Sasak di Lombok Selatan, sebuah perayaan yang berasal dari legenda Putri Mandalika. "Bau" dalam bahasa setempat berarti menangkap, sementara "Nyale" adalah sejenis cacing laut berwarna-warni yang muncul setahun sekali di beberapa lokasi tertentu di pantai Lombok.

"Saat waktunya tiba, masyarakat Lombok akan berbondong-bondong memburu Nyale di sejumlah pantai, salah satunya Pantai Seger Kuta," kata peneliti Ilmu Kajian Budaya Universitas Pendidikan Mandalika Lalu Ari Irawan, di Lombok, Jumat (10/2). Perayaan umumnya ini dilakukan hanya sekali dalam setahun, berdasarkan penanggalan tradisional di Lombok Festival Bau Nyale tahun ini jatuh pada bulan Februari. Saking besarnya, perayaan ini biasanya diiringi pula dengan pentas musik besar dan mengundang sejumlah artis untuk menghibur tiap tahunnya.

Sejarah Bau Nyale

Sejarah Festival Bau Nyale berasal dari legenda setempat, Kerajaan Seger memiliki putri yang cantik jelita bernama Mandalika. Kecantikan Putri Mandalika memikat hati banyak pangeran.

"Mitologi Putri Mandalika dipercayai sebagai kebenaran spiritual yang menjadi keyakinan kolektif masyarakat pengusungnya. Kisahnya diceritakan secara lisan dari generasi ke generasi," kata Lalu Ari Irawan.

Banyak pangeran yang melamar sang putri, namun, tidak ada satu pun yang diterima. Putri Mandalika khawatir jika menerima salah satu lamaran, maka akan menimbulkan peperangan.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bau Nyale, festival legendaris dari Lombok
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024