Yogyakarta (ANTARA) - Keberadaan wisata sejarah di Bandung, salah satunya situs bangunan Gedung Indonesia Menggugat menjadi titik penting penanda sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Di Gedung Indonesia Menggugat inilah, sosok Proklamator RI, Ir Soekarno membacakan pledoi atau pembelaan setelah dirinya di penjara oleh pemerintah Belanda dan harus mendekam di penjara karena mendirikan organisasi PNI atau Perserikatan Nasional Indonesia .
"Ini jadi bagian cikal bakal negara kita, saksi bisu masih ada, ditahan di sini, mendirikan PNI, bukan status partai, Perserikatan Nasional Indonesia, beliau di rumah Inggit, pemuda pemudi seluruh Nusantara, kegiatan beliau dicium pemerintah Belanda," kata Iwan Hadiwijaya, Pranata Humas Ahli Muda Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
"Ke Yogyakarta disuruh mengenalkan PNI apa, ini bahayakan pemerintah Belanda, ditangkap bersama Gatot Mangku Praja dan lima orang, lalu dibawa ke Bandung turun ke Cicalengka".
"Di Bancey, jebloskan penjara, di gedung Indonesia Menggugat inilah Spekarno memberikan pembelaan sebelum akhirnya dovonis satu tahun, dapat remisi dar Gub De Graaf. Lalu kita semua tahu berikutnya di Batavia ditangkap dan diasingkan ke Ende, lalu ke Bangka Belitung," kata lanjut Iwan Hadiwijaya.
Ia menambahkan Indonesia Menggugat ditulis di Penjara Bancey.
Pemerintah Belanda memenjarakan Bung Karno supaya down, namun justru dari pernjara Bancey itulah hasil pemikiran pembelaan dituliskan.
"Pancasila juga dipikirkan di sini seperti disampaikan dalam pidato tahun 1929, ada lima sila yang dibahas," kata Iwan Hadiwijaya.
Tidak semua orang tahu Gedung Indonesia Menggugat, padahal di sinilah perjuangan Bung Karno tercatat dalam sejarah.
Pertama, di Bandung inilah tempat kost Bung Karno kala berkuliah di ITB, yaitu di rumah Inggit Garnasih dari kost lalu menikah, kedua di ITB kala menempuh pendidikan tinggi teknik, dan di Bancey, penjara Soekarno sebelum diadili dan keempat di gedung inilah dibacakan Indonesia Menggugat.
"Ini bagian wisata sejarah yang penting untuk melihat kembali perjalanan Soekarno, " kata Iwan Hadiwijaya, Pranata Humas Ahli Muda Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, dari Fraksi PDI Perjuangan yang mendampingi rombongan media menyebutkan sangat menarik keberadaan destinasi wisata sejarah di Bandung.
Sebelumnya, dalam upaya menghikmati perjalanan sejarah Pancasila sebagai ideologi bangsa, telah dilakukan kunjungan ke Surabaya, di Peneleh, tempat lahirnya Soekarno dan rumah HOS Tjokroaminoto, lalu ke Ngawi rumah Ketua BPUPKI dr Radjiman Wediodiningrat lalu ke Bali melihat Istana Tampaksiring dan Perpustakaan Bung Karno di Blitar sekaligus ziarah makam Proklamator RI.
"Menghormati sejarah kelahiran Pancasila, kita berkunjung ke Gedung Indonesia Menggugat di Bandung dan napak tilas ke Bancey, tempat Soekarno dipenjara oleh Belanda. Gedung Indonesia Menggugat ini mengingatkan kembali bagaimana daya tahan dan daya juang Bung Karno, kala melahirkan PNI dan harus mendekam di penjara selama 8 bulan sebelum disidangkan oleh pemerintah Belanda," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan.
Sosok Bung Karno, adalah figur tokoh bangsa yang inspiratif yang menggelorakan semangat juga daya juang. Sebagai teladan tokoh bangsa, sosok Bung Karno penting dihikmati kembali oleh pejabat daerah, pemuda dan media di masa kini yang terus menggelorakan ke-Indonesiaan.
"Semangat yang hebat dalam situasi tidak mudah, dengan pertolongan Gusti Allah waktu berhadapan dengan penjajah lalu di sidangkan oleh Belanda tentu tidak mudah. Bagaimana harus di buang ke Ende, Bengkulu. Inilah yang penting terus digelorakan oleh generasi muda, bagaimana jaga ke-Indonesiaan. Bagaimana situasi saat bacakan Indonesia Menggugat dalam sidang. Ini inspirasi dan semangat yang perlu dicontoh. Ada daya tahan, kala membacakan pembelaan atau pledoi Indonesia Menggugat," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan.
Melalui kunjungan ke objek wisata sejarah bersama media ke Gedung Indonesia Menggugat diharapkan bisa berikan semangat dan gambaran situasi lokal, regional, dan internasional di dalam pledoi yang ditulis dan dibacakan oleh Bung Karno.
Pembelaan atas tuduhan pemerintah Belanda ditulis di penjara di masa itu. Tak ada laptop, wifi maupun internet kala pembelaan ditulis namun isi Indonesia Menggugat sangat bermakna, ada kekuatan saat penulisan.
"Luar biasa hebat dan Indonesia Menggugat ingatkan generasi sekarang agar terus berjuang untuk Indonesia. Kita tak boleh hanya jadi pasar, dalam cengkeraman kapitalisme, buruh murah dan jadi bangsa kuli, kuli diantara bangsa dan bagaimana bahaya neo kolonial dan imperialisme. Indonesia masih harus berjuang melawan berbagai penindasan yang ada. Pesan Bung Karno, kapitalisme dan neo-kolonialisme masih ada dan perjuangan belum selesai. Kita semua ingat di tahun 1955 di Bandung ini ada Konferesi Asia Afrika yang melahirkan banyak kemerdekaan bangsa Asia dan Afrika," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan.
Berita Lainnya
Setiawan AD 1 PM ziarah ke makam Bung Karno sebagai upaya menghormati pahlawan
Selasa, 24 September 2024 21:15 Wib
Paslon Nomor 3 Pilkada Kulon Progo NKRI wujudkan Tri Sakti Bung Karno
Senin, 23 September 2024 17:00 Wib
Rano Karno memuji Anies ciptakan tempat nyaman di Jakarta
Minggu, 1 September 2024 18:35 Wib
Tiga paslon bertempur di Pilkada Jakarta 2024
Jumat, 30 Agustus 2024 7:36 Wib
Bacagub Pramono Anung akan mundur untuk Pilkada Jakarta 2024
Rabu, 28 Agustus 2024 17:52 Wib
Usai PDIP usung Pramono-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024, Anies ditinggal semua parpol
Rabu, 28 Agustus 2024 14:53 Wib
Besok, PDIP daftarkan Pramono-Rano Karno di KPU Jakarta
Rabu, 28 Agustus 2024 9:48 Wib
PDIP usung Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024
Selasa, 27 Agustus 2024 11:55 Wib