Pemkab Gunungkidul desinfeksi formalin tempat kuburan sapi positif antraks

id Gunungkidul,Antraks

Pemkab Gunungkidul desinfeksi formalin tempat kuburan sapi positif antraks

Petugas kesehatan hewan Kabupaten Kulon Progo memberikan vaksin antraks mengantisipasi penyebaran antraks. (ANTARA/HO-Dokumen Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo)

Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan desinfeksi pemberian formalin 10 persen di tempat-tempat yang dipakai untuk mengubur bangkai sapi dan kambing untuk mengantisipasi penyebaran antraks di Padukuhan Jati, Desa/Kalurahan Candirejo.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti di Gunungkidul, Kamis, mengatakan berdasarkan survei di Padukuhan Jati, Desa/Kalurahan Candirejo, jumlah hewan ternak yang positif antraks ada 12 ekor, yang terdiri dari sapi enam ekor dan kambing enam ekor.

"Kami melakukan desinfeksi dengan formalin beberapa kali di Jati dan sudah menghabiskan formalin 400 liter," kata Wibawanti.

Ia mengatakan DPKH Gunungkidul juga melakukan pemberian antibiotik terhadap hewan ternak yang ada di Padukuhan Jati. Adapun rinciannya, sapi 77 ekor dan kambing 286 ekor.

DPKH Gunungkidul melakukan vaksinasi antraks dan disinfeksi terhadap hewan ternak di Padukuhan Jati.

"Kami secara intensif melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakat, petugas kesehatan, pamong kalurahan, dan kapanewon," katanya.

Untuk memastikan perkembangan antraks di Padukuhan Jati, Wibawanti mengatakan petugas kesehatan mengambil sampel tanah di lokasi penguburan hewan ternak positif antraks.

"Sampel tanah ini untuk uji laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. Kami ambil sampel di empat tempat, dan keluar pada 23 Juni 2023, yakni tiga lokasi positif antraks," katanya.

Dia mengatakan, DPKH Gunungkidul melakukan KIE dengan kepala dusun untuk melakukan pembatasan lalu lintas ternak, terutama di Padukuhan Jati.

Ia berharap hewan ternak dari Padukuhan Jati tidak keluar dulu supaya antraks-nya tidak menyebar kemana-mana.

"Kami melakukan lokalisasi hewan ternak dari Padukuhan Jati. Kebetulan, Jati ini terpisah dengan padukuhan lainnya, sehingga memungkinkan mempermudah dalam pengawasan lalu lintas ternak," katanya.