DKP Bantul menumbuhkan nelayan baru hadapi pembukaan Pelabuhan Gesing

id Nelayan Bantul,Hadapi pelabuhan Gesing ,Potensi sumber daya laut

DKP Bantul menumbuhkan nelayan baru hadapi pembukaan Pelabuhan Gesing

Nelayan mendaratkan perahu usai mencari dan menangkap ikan di laut pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta,  berupaya menumbuhkan nelayan baru pantai selatan daerah ini untuk menyambut pembukaan Pelabuhan Gesing di Kabupaten Gunung Kidul yang saat ini masih proses pembangunan.

"Kami tumbuhkan nelayan baru, untuk bisa menangkap ikan melanjutkan nelayan yang tua yang sudah tidak bisa melaut, belum lagi tidak lama lagi ada pelabuhan baru di Gesing Gunung Kidul," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul Istriyani di Bantul, Selasa.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam menumbuhkan nelayan baru di Bantul dengan pelatihan regenerasi nelayan, dan mengenalkan potensi sumber daya laut bagi sekitar 20 generasi muda, termasuk cara menangkap ikan di laut pada 11 dan 12 September di Pantai Samas Bantul.

Dia mengatakan, Pelabuhan Gesing di Gunung Kidul yang berjarak sekitar 28 kilometer dari Bantul, tentu nantinya menjadi peluang bagi nelayan DIY, termasuk Bantul untuk bekerja beraktivitas menangkap ikan dengan hasil yang lebih baik dari pelabuhan itu.

"Orang Bantul jangan hanya jadi penonton, karena nanti yang akan berperan di Gesing justru nelayan luar DIY, maka dengan dibukanya Pelabuhan Gesing nanti harapannya semakin banyak nelayan DIY bekerja di sana terutama sebagai nelayan kapal, tidak lagi dengan perahu," katanya.

Dia mengatakan, artinya nelayan yang melaut menggunakan kapal ikan itu bisa lebih dari setengah hari bahkan berhari-hari dalam menangkap ikan di laut, sehingga memang butuh mental yang kuat dibanding dengan nelayan perahu yang pergi pagi pulang siang.

Dia mengatakan, untuk menumbuhkan nelayan baru memang tidak mudah, karena selain dibutuhkan keahlian atau skill menangkap ikan di laut juga butuh keberanian dan mental menghadapi gelombang pantai yang terkadang tinggi dan tidak bersahabat bagi aktivitas di laut.

"Juga karena tidak semua keluarga, orang tua mengizinkan anak jadi nelayan, jadi membutuhkan banyak unsur, stakeholder, bagaimana keluarga masyarakat itu mulai familiar yang namanya bekerja sebagai nelayan," katanya.

Dia juga mengatakan, aktivitas nelayan dalam menangkap ikan di laut bisa menjadi pekerjaan sambilan karena tidak setiap saat menangkap ikan, hanya saat-saat musim ikan berdasarkan perkiraan nelayan itu sendiri.

"Makanya kalau tidak kita tumbuhkan nelayan baru, ketika nelayan yang sudah tua tidak bisa melaut, siapa nanti yang akan menangkap ikan. Maka itu, perlu ditambahkan nelayan baru, yang tentunya nanti butuh fasilitasi perahu, alat tangkap supaya bisa intensif melaut," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024