Sleman berupaya minimalkan dampak El Nino pada budi daya ikan
Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan sejumlah upaya untuk meminimalisasi dampak kekeringan akibat fenomena El Nino pada sektor budi daya perikanan di wilayah itu.
"Sebanyak 126,21 hektare atau 11,13 persen dari total kolam budi daya yang ada di Sleman mulai terdampak kekurangan air akibat fenomena El Nino," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa saat menerima kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Yogyakarta di Sleman, Rabu.
Ia bersama Kepala SKIPM Yogyakarta Edi Santosa menerima kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI di Kantor SKIPM Yogyakarta, Maguwoharjo, Depok, Sleman.
Dia berharap, kehadiran rombongan Komisi IV DPR RI ini dapat memotivasi Pemkab Sleman dan SKIPM untuk terus berkarya dalam memajukan potensi perikanan demi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sleman dan sekitarnya.
Dalam upaya untuk meminimalisasi dampak kekeringan tersebut, Pemkab Sleman telah melakukan sejumlah langkah, di antaranya memanfaatkan teknologi budi daya nila dengan sistem bioflok.
"Selain itu juga dilakukan pergantian pola tebar ikan dari ikan bersisik ke budi daya ikan non-sisik, serta menggunakan multivitamin dan probiotik pada sistema budi daya," katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budhy Setiawan mengatakan kegiatan ini untuk meninjau proses pengendalian mutu ikan, mulai dari praproduksi hingga distribusi dipastikan aman untuk dikonsumsi.
Menurut dia, guna meningkatkan daya tarik konsumen, selain layak dikonsumsi dan bermutu baik, produk perikanan juga harus dikemas dengan kemasan yang informatif.
"Maka di sini KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) harus hadir untuk memberikan pendampingan teknis," katanya.
Ia mengatakan bahwa ikan mempunyai nutrisi yang baik bagi kecerdasan dan tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, kata dia, dengan mengonsumsi ikan bermutu baik akan berdampak positif terhadap terwujudnya generasi emas pada 2045.
"Sebanyak 126,21 hektare atau 11,13 persen dari total kolam budi daya yang ada di Sleman mulai terdampak kekurangan air akibat fenomena El Nino," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa saat menerima kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Yogyakarta di Sleman, Rabu.
Ia bersama Kepala SKIPM Yogyakarta Edi Santosa menerima kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI di Kantor SKIPM Yogyakarta, Maguwoharjo, Depok, Sleman.
Dia berharap, kehadiran rombongan Komisi IV DPR RI ini dapat memotivasi Pemkab Sleman dan SKIPM untuk terus berkarya dalam memajukan potensi perikanan demi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sleman dan sekitarnya.
Dalam upaya untuk meminimalisasi dampak kekeringan tersebut, Pemkab Sleman telah melakukan sejumlah langkah, di antaranya memanfaatkan teknologi budi daya nila dengan sistem bioflok.
"Selain itu juga dilakukan pergantian pola tebar ikan dari ikan bersisik ke budi daya ikan non-sisik, serta menggunakan multivitamin dan probiotik pada sistema budi daya," katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budhy Setiawan mengatakan kegiatan ini untuk meninjau proses pengendalian mutu ikan, mulai dari praproduksi hingga distribusi dipastikan aman untuk dikonsumsi.
Menurut dia, guna meningkatkan daya tarik konsumen, selain layak dikonsumsi dan bermutu baik, produk perikanan juga harus dikemas dengan kemasan yang informatif.
"Maka di sini KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) harus hadir untuk memberikan pendampingan teknis," katanya.
Ia mengatakan bahwa ikan mempunyai nutrisi yang baik bagi kecerdasan dan tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, kata dia, dengan mengonsumsi ikan bermutu baik akan berdampak positif terhadap terwujudnya generasi emas pada 2045.