TNGM meningkatkan patroli antisipasi kebakaran hutan Gunung Merapi

id Merapi,TNGM,hutan merapi,TNGM tingkatkan patroli antisipasi kebakaran,antisipasi kebakaran hutan Gunung Merapi

TNGM meningkatkan patroli antisipasi kebakaran hutan Gunung Merapi

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (22/9/2023). Menurut data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode tanggal 15-21 September 2023 terjadi perubahan morfologi kubah lava barat daya akibat aktivitas pertumbuhan dan guguran lava dengan volume 2.858.600 meter kubik sedangkan kubah lava tengah sebesar 2.335.100 meter kubik. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww.

Yogyakarta (ANTARA) - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) meningkatkan patroli di sejumlah titik hutan Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, dengan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah,guna mengantisipasi potensi kebakaran di kawasan itu selama kemarau.

Kepala Balai TNGM Wahyudi di Yogyakarta, Senin, mengatakan, pemantauan berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) karena beberapa kejadian kebakaran juga diakibatkan material guguran Merapi.

"Kami berkoordinasi dengan BPPTKG terhadap arah dan jarak luncuran, selain juga pemantauan terhadap titik api yang mengenai vegetasi," kata dia.

Menurut Wahyudi, salah satu titik lokasi pemantauan dilakukan di Tugu Suharto, Jurang Jero, Magelang, Jawa Tengah, sementara di Kabupaten Sleman, DIY dilakukan di kawasan Turgo Kecamatan, Pakem.

Kebakaran akibat guguran Merapi antara lain terjadi pada 30 September 2023 saat guguran meluncur ke hulu Kali Krasak pukul 11.42 WIB dengan jarak luncur 1600 meter.

"Kebakaran sudah tidak terlihat pada pukul 12.07 WIB," ujar dia.

Selain itu, pada Senin (2/10) pukul 07.40 WIB, terjadi guguran dengan jarak luncur 1.700 meter ke arah Kali Bebeng dan beberapa saat kemudian muncul kepulan asap di hulu sungai tersebut.

Menurut dia, pada pukul 09.00 WIB kepulan asap itu sudah tidak teramati.

Meski luncuran guguran Gunung Merapi tidak selalu menyebabkan kebakaran, kata dia, pengawasan terus dilakukan di sejumlah titik yang memiliki risiko tersebut.

Pasalnya, kerawanan kebakaran hutan dan lahan di Gunung Merapi masih meningkat akibat dampak musim kemarau.

Dalam pengawasan itu, TNGM juga berkoordinasi dengan kepolisian, masyarkat, serta relawan baik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah maupun Kabupaten Sleman, DIY.

"Kami terus sosialisasi ke masyarakat, termasuk meningkatkan patroli pencegahan kebakaran melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan masyarakat mitra Polhut (MMP)," kata dia.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024