DIY bakal memberi apresiasi penyusun dokumen Yogyakarta Warisan Dunia

id Sumbu filosofi,Yogyakarta Warisan Dunia,DIY

DIY bakal memberi apresiasi penyusun dokumen Yogyakarta Warisan Dunia

Pengendara melintas di dekat Tugu Pal Putih di Yogyakarta, Selasa (19/9/2023). Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang menghubungkan Gunung Merapi dan Samudera Hindia melewati Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta dan Panggung Krapyak yang dibangun oleh Sultan Mangkubumi menjadi warisan dunia. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bakal memberikan apresiasi berupa piagam penghargaan kepada para penyusun dokumen pengajuan "Sumbu Filosofi" menjadi Warisan Budaya Dunia.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi dalam salinan surat permohonan kepada Gubernur DIY yang diterima di Yogyakarta, Jumat, menyebutkan piagam penghargaan diperlukan sebagai tindak lanjut penetapan Sumbu Filosofi (The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks) sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.

"Perlu kiranya memberikan apresiasi sekaligus penghargaan bagi penyusun Dokumen Yogyakarta Warisan Dunia," kata Dian dalam surat itu.

Adapun nama-nama yang diusulkan mendapat penghargaan atas penyusunan dokumen itu, yakni Dr. Daud Aris Tanudirjo, MA (Dosen Departemen Arkeologi, FIB UGM), Ir. Yuwono Sri Suwito (Anggota Dewan Warisan Budaya DIY), Ir. Suyata (Ketua Tim Ahli Cagar Budaya DIY), Andrew Henderson, serta Dyah Pandam Mitayani.

Lima nama tersebut diusulkan menerima piagam penghargaan yang akan diserahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Huwono X dalam acara "Pahargyan Yogyakarta Warisan Budaya Dunia" pada Sabtu (28/10) di Jalan Malioboro, Yogyakarta.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono menjelaskan 'Pahargyan' Yogyakarta Warisan Budaya Dunia merupakan rangkaian 'Jogja World Heritage Festival' (JWFH) Tahun 2023.

JWHF Tahun 2023 merupakan tahun kedua penyelenggaraan dan merupakan 'event' pertama yang digelar setelah pengajuan nominasi Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia dalam Sidang UNESCO pada 18 September 2023 di Riyadh, Arab Saudi.

"Penyelenggaraan kegiatan ini adalah untuk semakin mengenalkan, meningkatkan, dan menguatkan apresiasi dan dukungan masyarakat terhadap nilai penting universal Sumbu Filosofi dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan dan menambah pengalaman," ujar Beny.

Adapun 'Pahargyan Yogyakarta Warisan Budaya Dunia', kata dia, merupakan bagian 'event' ungkapan rasa syukur dan doa bersama atas penetapan Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia.

Sebelumnya, UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia pada Sidang Ke-45 Komite Warisan Dunia atau WHC di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9).

Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap "The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks" diakui sebagai warisan dunia, karena dinilai memiliki arti penting secara universal.

Konsep tata ruang yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18.

Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.

 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024