Petani di Sleman berharap pupuk bersubsidi untuk hortikultura

id Pupuk hortikultura bersubsidi ,Kelompok Tani Sleman ,Petani Sleman ,Kabupaten Sleman ,Sleman

Petani di Sleman berharap pupuk bersubsidi untuk hortikultura

Ketua Kelompok Tani Sedya Maju, Padukuhan Juwangen, Purwomartani, Kalasan Juwadi (paling kiri) saat menerima kunjungan lapangan anggota Ombudmans RI Yeka Hendra Fatika, Jumat (10/11/2023). ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Petani di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan ada bantuan pupuk bersubsidi untuk tanaman hortikultura karena lahan pertanian tidak setiap waktu dapat ditanami padi.

"Selama ini untuk pupuk bersubsidi jenis tanaman padi sudah ada dan cukup lancar, namun dalam satu tahun lahan tidak selalu dapat ditanami padi terutama saat kemarau sehingga hanya bisa ditanami tanaman hortikultura," kata Ketua Kelompok Tani Sedya Maju, Padukuhan Juwangen, Purwomartani, Kalasan Juwadi di Sleman, Senin.

Menurut dia, saat musim kemarau dan pasokan air berkurang, para petani akan menanam jenis hortikultura yang tidak banyak membutuhkan pasokan air dalam proses penanaman hingga panen.

"Kalau kemarau dan pasokan air berkurang maka lahan ditanami hortikultura seperti cabai, kacang tanah, terong dan jenis tanaman sayuran lainnya," katanya.

Ia mengatakan, agar hasil tanaman hortikultura ini juga bisa bagus maka juga dibutuhkan tambahan pupuk untuk jenis hortikultura, hanya saja pupuk tanaman hortikultura tidak ada subsidi.

"Pupuk hortikultura ini harganya cukup mahal, sehingga kami berharap ada juga pupuk bersubsidi untuk tanaman hortikultura," katanya.

Juwadi mengatakan, dalam penanaman jenis hortikultura ini, anggota kelompok tani hanya mengandalkan pupuk buatan sendiri dari kotoran hewan (kohe) dan pupuk kompos dedaunan.

"Selain bertani, mereka juga memiliki ternak, jadi kohe dimanfaatkan untuk pupuk tanaman hortikultura. Namun ini hasilnya kurang maksimal," katanya.

Ia mengatakan, selain pupuk hortikultura, pihaknya juga mengharapkan perhatian untuk masalah irigasi untuk pertanian dan perikanan, karena saat musim kemarau pasokan air sangat berkurang.

"Kami menghormati dan mendukung saudara kami pembudidaya ikan. Hanya saja banyak kejadian air irigasi pertanian yang dialirkan dari bendungan sungai saat digunakan untuk mengairi kolam ikan, airnya tidak dikembalikan ke aliran irigasi pertanian tetapi dialirkan ke sungai lagi. Ini yang membuat pasokan air pertanian berkurang," katanya.

Ia berharap, pemerintah setempat memfasilitasi untuk dilakukan musyawarah dan kesepakatan bersama antara petani sawah dan pembudidaya ikan agar permasalahan irigasi ini bisa mendapat solusi yang bermanfaat bersama.

"Ya pokoknya kami minta ada arahan yang terbaik terkait air urigasi ini dan bermanfaat bagi kepentingan bersama," katanya.

Hal sama juga disampaikan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tirto Sembodo, Kalurahan Tirtomartani, Kalasan Janu Riyanyo yang mengharapkan adanya bantuan pupuk bersubsidi tanaman hortikultura.

"Kelompok tani di sini tidak hanya menanam padi, tetapi juga tanaman hortikultura seperti cabai, bawang merah dan lainnya," katanya.

Ia juga berharap juga ada kemudahan dan mekanisme yang lebih mudah dalam penebusan pupuk bersubsidi.

"Karena beberapa kali saat mau menebus pupuk bersubsidi di kios tani atau distributor, ternyata barangnya kosong. Selain itu mekanisme penebusan prosesnya terlalu panjang, harus ke bank dulu baru ke kios. Harapan kami ya bisa lebih mudah, semisal membeli langsung dengan uang tunai dan lainnya," katanya.


 
Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024