Gunungan oleh-oleh khas Yogyakarta setinggi 11 meter di Malioboro pecahkan Rekor MURI

id Rekor MURI,Gunungan Oleh-oleh,Teras Malioboro

Gunungan oleh-oleh khas Yogyakarta setinggi 11 meter di Malioboro pecahkan Rekor MURI

Prajurit Lombok Abang berdiri di depan Gunungan oleh-oleh setinggi 11 meter di halaman Teras Malioboro, Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Selasa (5/3/2024)  (ANTARA/HO-Pemda DIY)

Yogyakarta (ANTARA) - Gunungan oleh-oleh khas Yogyakarta setinggi 11 meter yang disusun dengan melibatkan 3.312 UMKM di halaman Teras Malioboro, Kota Yogyakarta, Selasa, berhasil memecahkan rekor dan tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Gunungan oleh-oleh yang berisi 4.845 produk kuliner, kerajinan, hingga fesyen itu dicatat MURI sebagai yang terbesar serta tertinggi yang pernah ada dengan melibatkan jumlah UMKM terbanyak.



"Karena ini mengangkat kearifan lokal maka oleh Ketua Umum MURI, Bapak Jaya Suprana tidak hanya dikukuhkan sebagai rekor nasional, namun dikukuhkan sebagai rekor dunia," kata Perwakilan MURI Sri Widayati dalam acara Festival Teras Malioboro itu.

Sri meyakini penyusunan gunungan oleh-oleh khas Yogyakarta itu tidak sekadar untuk memecahkan rekor MURI.

Menurut dia, kegiatan itu akan efektif mengenalkan beragam jenis produk UMKM yang tersedia di Teras Maioboro kepada wisatawan.

"Sekaligus menarik wisatawan dari berbagai daerah dan nantinya akhirnya Teras Malioboro menjadi andalan destinasi wisata baru di dalam kawasan Maliboro," ucap Sri Widayati.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono menyebut pemecahan rekor tersebut menjadi bukti semangat para pelaku UMKM untuk berkembang serta meningkatkan kesejahteraan melalui pertumbuhan ekonomi.



Pemda DIY juga memberikan apresiasi atas pertumbuhan ekonomi yang disumbangkan oleh UMKM, terutama yang berada di kawasan Malioboro.

"Ini merupakan bukti dari tekad, kerja kolaboratif, dan cita-cita besar kita semua," ujar Beny.

Selain menjadi ikon baru dan pusat ekonomi kreatif di Yogyakarta, menurut Beny, Teras Malioboro telah menjadi rumah para pedagang yang dulu berjualan di sepanjang trotoar Malioboro

Transformasi itu, kata dia, bukan sekadar perubahan fisik, namun lebih kepada evolusi ruang kreatif yang menyediakan peluang lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi lokal.



"Festival ini adalah apresiasi kepada tenant Teras Malioboro, yang mampu menunjukkan perkembangannya pada aspek SDM, pemasaran dan legalitasnya. Kami berharap ini bisa memicu tenant yang lain untuk berkembang dan naik kelas," ujar dia.

Beny berharap Teras Malioboro terus berkembang menjadi pusat ekonomi kreatif yang kuat dan inklusif sehingga setiap elemen dari pedagang fesyen, aksesori, kuliner, jasa pendukung, petugas keamanan, hingga pengunjung, dapat tumbuh bersama, menciptakan sinergi yang positif.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi menyebutkan Teras Malioboro saat ini mewadahi 888 tenant , yang terdiri atas 267 tenant fesyen, 256 kuliner dan 365 tenant kerajinan.

Untuk mewadahi pemasaran yang lebih luas, dalam festival yang digelar untuk memperingati HUT ke-2 Teras Malioboro itu juga diluncurkan aplikasi "Teras Mobile" dalam rangka mempermudah pelayanan.

"Kami berharap bisa melangkah bersama mewujudkan UMKM yang berkah, naik kelas, dan produk yang berkualitas," kata Nurkyatsiwi.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gunungan oleh-oleh khas Yogyakarta di Malioboro pecahkan Rekor MURI