Dokter: Bayi kuning akibat peningkatan kadar bilirubin

id dokter,bayi kuning

Dokter: Bayi kuning akibat peningkatan kadar bilirubin

Dokter Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Rachmi Yogyakarta dr Salsabila Sandi (ANTARA/HO-Dokumen pribadi)

Yogyakarta (ANTARA) - Dokter Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Rachmi Yogyakarta dr Salsabila Sandi menyampaikan bahwa bayi kuning akibat adanya peningkatan kadar bilirubin pada bayi.

"Bayi kuning bisa disebut jaundice, istilah lain juga disebut hyperbilirubinemia. Yang menyebabkan kuning tingginya kadar bilirubin pada darah bayi," kata Salsabila Sandi dalam siaran pers di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut perempuan yang akrab disapa Salsa itu, tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi membuat bayi keliatan kuning, karena bilirubin itu sebenarnya merupakan pigmen kuning.

"Kondisi bayi kuning ada yang namanya jaundice fisiologis, sebenarnya hal wajar atau normal ada kondisi bayi yang kuning. Kondisi jaundice fisiologis atau normal ini terjadi pada usia 2 hari hingga 3 minggu justru tidak boleh terdeteksi dini kurang dari 24 jam itu non-fisiliolis. Sehingga bayi yang berusia 2 hari sampai 3 minggu kuning masih dalam kondisi jaundice fisiologis atau normal," katanya.

Ia mengatakan, adapun penyebabnya bilirubin dihasilkan dari pecahnya sel-sel darah. Sel-sel darah yang umurnya sudah habis dipecah oleh tubuh menjadi bilirubin, karena pada bayi organ hatinya belum matang untuk mengeluarkan bilirubinnya masih susah.

Seiring dengan berjalannya waktu biasanya usianya 1 minggu 2 minggu saat organ-organnya sudah lebih matang dia bisa mengeluarkan bilirubinnya lebih baik dan menjadi sudah kuning saat bayi yang baru lahir. Tetapi apabila bayi usia lebih dari 3 minggu perlu dicari lagi penyebab lainnya.

"Tidak semua bayi mengalami mengalami kuning hanya saja jumlahnya cukup banyak. Untuk bayi yang lahirnya cukup bulan, 50 persen bayi tersebut bisa mengalami kuning. Berbeda dengan bayi yang lahir prematur atau kurang bulan, lebih tinggi prevalansinya sekitar 80 persen bisa mengalami kuning, tetapi memang tergantung dari kondisi bayi sendiri," ujarnya.

Ia menuturkan beberapa cara mengetahui bayi mengalami kuning adalah cara yang aman dengan membawa ke dokter atau bisa juga dilakukan di rumah dengan melakukan penekanan dengan tangan ibu. Lakukan penekanan dikulit bayi dengan dua jari agak lama dengan pencahayaan yang cukup.

"Warna kuning tersebut akan muncul jika bayi dalam kondisi jaundice atau kuning. Biasanya kuning awal muncul dimulai dari wajah bayi. Jika kadarnya akan semakin tinggi akan semakin turun ke dada, ke perut, tangan, kaki jika kalau kadarnya sudah sangat tinggi di telapak tangan dan telapak kaki," katanya.

Faktor penyebab bayi mengalami jaundice adalah:
1. Bayi yang kurang bulan lahir premature dikarenakan organ-organnya belum matang sehingga lebih sering mengalami jaundice atau kuning.
2. Kalau ada riwayat saudara kandung mengalami jaundice atau kuning dan perlu terapi di rumah sakit sehingga adiknya perlu diawasi lebih lanjut apakah mengalami jaundice.
3. Biasanya setelah lahir, kurang dari 24 jam diawasi dahulu sebelum pulang. Kalau sebelum pulang sudah kuning inilah yang menjadi warning kemungkinan akan semakin kuning.
4. Bayi-bayi besar yang lahir dari ibu dalam kondisi memiliki penyakit diabetes.
5. Adanya kekurangan Air Susu Ibu (ASI) tidak deras sehingga bayi menjadi kekurangan cairan dan memperparah kondisi penyakit kuningnya.

Ia juga mengatakan perawatan yang dilakukan untuk bayi yang mengalami jaundice atau kuning adalah dilihat dari penyebab kuningnya, serta tingkat keparahan dan usia bayi saat ini.

Kalau memang bayi kuning dicek darahnya kadar bilirubinnya memang meningkat tetapi tidak terlalu tinggi sehingga bisa dirawat jalan dan melakukan perawatan di rumah saja. Dengan catatan memastikan nutrisi atau asupan Air Susu Ibu (ASI) cukup. Sehingga menyusui lebih sering kalau bisa lebih dari delapan kali dalam waktu 24 jam. Kemudian memastikan tidak ada tanda-tanda dehidrasi misalnya bayi malas minum dan membuat bayi lemas.

Ia mengemukakan, yang perlu diperhatikan adalah tidak diperbolehkan memberikan bayi air putih, susu formula, air gula tanpa anjuran dokter. Saat menjemur bayi tidak boleh terpapar matahari terlalu lama dan baiknya pada pagi hari di atas pukul 10.00 atau menjelang sore, karena kulit bayi yang sensitive berikan alat pelindung sehingga terhindar dari luka bakar pada kulit bayi.

"Cukup jemur bayi selama 10 hingga 15 menit dan jangan terlalu siang. Tetapi jika saat diperiksa di dokter dan cek laboratorium kadar bilirubinnya tinggi disarankan untuk foto terapi atau terapi sinar di rumah sakit," kata Salsa.

Ia menuturkan untuk mengurangi risiko bayi supaya terhindar dari jaundice atau kuning yang harus dilakukan selama ibu hamil ibu adalah Antenatal Care (ANC) rutin dan mendapatkan nutrisi supaya bayi kuat, meminum suplemen kehamilan. Yang paling penting adalah saat persalinan sebaiknya di fasilitas kesehatan yang mendukung Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

"Sehingga saat lahir bayi IMD untuk mempersiapkan saat meminum Air Susu Ibu (ASI) cukup, ASI keluar cukup, bayi juga menghisapnya bagus. Kemudian setelah pulang dari fasilitas kesehatan dilanjutkan dengan menyusui on demand tidak ada batasan berapa banyaknya menyusui. Jika bayi kelihatan mulai rewel segera diberi ASI," ujarnya.

Menurut dia, menyusui sesering mungkin bisa mencegah bayi menjadi kuning. Jika ASI kurang, menyusunya juga kurang akan membuat bayi menjadi dehidrasi, konsentrasi bilirubin semakin pekat dan menyebabkan menjadi semakin kuning.

Ia berpesan kepada orang tua yang bayinya mengalami kuning agar tidak perlu khawatir, karena sebagian besar kuningnya fisiologis sehingga bisa hilang sendiri.

"Memang ada yang butuh perawatan lebih dengan foto terapi tetapi kebanyakan kasus tidak berpengaruh terhadap masa depan bayi atau anak jadi tidak perlu khawatir," tutur Salsa.