Wapres: Perbankan syariah di Indonesia perlu meningkatkan tata kelola

id BSI,Ma'ruf Amin,Bank Syariah,Wapres

Wapres: Perbankan syariah di Indonesia perlu meningkatkan tata kelola

Wapres Ma'ruf Amin memberi sambutan pada acara "Silaturahmi Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo)" di Kantor Pusat Bank Syariah Indonesia (BSI), Jakarta, Senin (13/5/2024). ANTARA/Benardy Ferdiansyah

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa ke depan, perbankan syariah Indonesia perlu memprioritaskan peningkatan tata kelola dan manajemen risiko di tengah tekanan ketidakpastian global.

Menurut dia, industri perbankan syariah juga harus terus mengembangkan inovasi produk dan layanan yang menonjolkan keunikan guna bertahan di tengah daya saing industri.

"Saya yakin, potensi sektor perbankan syariah ini masih jauh lebih besar. Untuk itu, mari memperkuat komitmen, sinergi dan jejaring, dalam mendorong pangsa pasar, pertumbuhan, dan kontribusi perbankan syariah di masa mendatang,” kata Wapres dalam sambutannya di acara Halal Bi Halal Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) di Jakarta, Senin.

Ia optimis bahwa industri perbankan syariah nasional akan terus bertumbuh secara berkelanjutan.

Ma'ruf Amin menambahkan, sektor keuangan syariah saat ini meningkat pesat. Seperti industri perbankan syariah, pasar modal syariah, asuransi syariah, hingga pegadaian syariah.



Adapun sebagai bank syariah terbesar Indonesia, Head of Investor Relation BSI Rizky Budinanda menjelaskan, Perseroan senantiasa menjaga konsistensi dalam memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya nasabah melalui kinerja berkelanjutan.

Rizki lanjut merinci, laba BSI hingga kuartal I-2024 terdorong pula fokus perseroan pada dana murah dan mampu menjaga intermediasi dengan baik.

Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI pun tumbuh pesat, yaitu 10,43 persen secara tahunan mencapai Rp297 triliun yang didominasi oleh dana murah berupa tabungan wadiah dengan persentase mencapai 38 persen.

Tabungan Wadiah BSI atau tabungan tanpa margin tersebut tumbuh 10,38 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan jumlah nasabah mencapai 13,9 juta.

Jumlah tersebut lebih dari 60 persen nasabah. Selain itu, dana murah di BSI mayoritas merupakan tabungan yang tumbuh 8,75 persen yoy, lebih tinggi dari industri sehingga cost of fund dapat terjaga.



Pencapaian tersebut berhasil membawa posisi BSI berada di peringkat 5 terbesar secara nasional dari sisi tabungan.

Selain itu, dari segi pembiayaan mampu menyalurkan Rp247 triliun atau tumbuh 15,89 persen yoy, di mana sebanyak 54,62 persen disalurkan pada segmen konsumer.

Hingga kuartal I-2024, aset BSI mencapai Rp358 triliun tumbuh 14,25 persen atau tertinggi ke-3 di industri perbankan Tanah Air.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wapres: Perbankan syariah perlu prioritaskan peningkatan tata kelola