BRIN beberkan ragam peluang industri parasetamol di RI

id parasetamol,industri parasetamol,obat parasetamol,impor obat,impor parasetamol,brin

BRIN beberkan ragam peluang industri parasetamol di RI

Ilustrasi - Suasana jual beli obat dan alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Senin (27/6/2016). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan pembangunan pabrik parasetamol di dalam negeri seringkali terbentur pada permasalahan ketersediaan bahan baku karena masih impor dan keekonomian.
 
Peneliti Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Bambang Srijanto mengatakan sintesis parasetamol telah terbukti secara komersial dengan berbagai jalur sintesis dan telah diterapkan pada skala komersial.
 
"Saat ini terdapat empat jalur sintesis parasetamol yang sudah terbukti secara komersial dan dikembangkan di dunia," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
 
Jalur sintesis pertama adalah melalui nitrasi klorobenzena yang dikembangkan oleh perusahaan Monsanto Inc. Kedua, sintesis parasetamol melalui nitrasi fenol yang dikembangkan oleh perusahaan Sterling.
 
Kemudian, jalur sintesis ketiga adalah reduksi nitrobenzena yang dikembangkan oleh perusahaan Malinkord. Pada jalur keempat adalah reaksi Hoechst-Celanesen.
 
Kebutuhan parasetamol di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat, sejak 2018 volume kebutuhan parasetamol sebesar 6.800 ton.
 
 
Pada 2024, kebutuhan parasetamol mengalami kenaikan sampai 8.800 ton dan diperkirakan dapat menyentuh angka 11.00 ton pada tahun 2032 mendatang.
 
“Dari segi harga, setiap tahun parasetamol juga terus mengalami kenaikan, jika pada 2018 harganya 4,78 dolar AS per kilogram, kini naik menjadi 8 dolar AS per kilogram. Hal ini menjadi kenaikan yang luar biasa,” kata Bambang.
 
Data Chemanlyst pada tahun 2024 menyebutkan harga parasetamol di Asia Pasifik khususnya di Shanghai, China, saat ini telah mencapai 3.950 dolar AS per metrik ton.
 
Di Eropa khususnya Hamburg, Jerman, harganya mencapai 4.050 dolar AS per metrik ton. Kemudian harga parasetamol di Amerika Utara khususnya di Houston sebesar 4.995 dolar AS per metrik ton.
 
Sedangkan di Indonesia menurut informasi dari PT Riasima Abadi Farma harga parasetamol berkisar antara 4.000 sampai 6.000 dolar AS per metrik ton.
 
Bambang mengatakan harga parasetamol di tingkat dunia dapat mencapai 4.000 sampai 9.000 dolar AS per metrik ton. Harga yang tinggi tersebut dapat menjadi peluang menjanjikan bagi Indonesia jika bisa memproduksi parasetamol di dalam negeri.
 
  
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti BRIN ungkap ragam peluang industri parasetamol
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024