Pemerintah dorong UGM -perusahaan CNGR kerja sama R&D
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong Group Perusahaan China CNGR untuk menjajaki kerja sama penelitian dan pengembangan (litbang/R&D) material untuk energi baru dengan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) Yogyakarta.
Melalui kerja sama tersebut, akan dipersiapkan pendirian Metal Energy R&D Center atau Pusat Riset dan Pengembangan Material Energi.
“Diharapkan dengan adanya dukungan CNGR akan lebih fokus ke material untuk energi baru,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Menyambut kerja sama itu, pihak UGM akan mendorong pengembangan Engineering Research Innovation Center di UGM, yang saat ini penelitiannya lebih banyak mengenai recycling, rare earth element, dan deposit material di Indonesia.
Dalam kunjungannya ke fasilitas industri terintegrasi CNGR yang berbasis di daerah Qinzhou, China bagian Selatan, Airlangga mengecek secara langsung berbagai fasilitas industri, yaitu fasilitas teknologi Oxygen Enriched Side Blown Furnace (OESBF) untuk ketahanan cadangan mineral karena dapat mengambil cakupan nikel dengan grade yang lebih luas.
Kemudian melihat fasilitas Elektrolitik Nikel yang menggunakan teknologi ekstraksi sentrifugasi. Selanjutnya, Ia juga melihat teknologi untuk produksi prekursor bahan baku baterai lithium.
Pada kesempatan yang sama, Chairman CNGR Deng Wei Ming mengungkapkan komitmennya untuk bekerja sama dengan universitas di Indonesia dalam pengembangan diversifikasi teknologi industri material untuk energi baru.
Sebagai perusahaan pengolahan nikel, CNGR melakukan 4 modernisasi industri yakni diversifikasi teknologi, globalisasi pengembangan, digitalisasi operasional dan membuat ekologisasi industri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Airlangga dorong perusahaan CNGR jajaki kerja sama R&D dengan UGM
Melalui kerja sama tersebut, akan dipersiapkan pendirian Metal Energy R&D Center atau Pusat Riset dan Pengembangan Material Energi.
“Diharapkan dengan adanya dukungan CNGR akan lebih fokus ke material untuk energi baru,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Menyambut kerja sama itu, pihak UGM akan mendorong pengembangan Engineering Research Innovation Center di UGM, yang saat ini penelitiannya lebih banyak mengenai recycling, rare earth element, dan deposit material di Indonesia.
Dalam kunjungannya ke fasilitas industri terintegrasi CNGR yang berbasis di daerah Qinzhou, China bagian Selatan, Airlangga mengecek secara langsung berbagai fasilitas industri, yaitu fasilitas teknologi Oxygen Enriched Side Blown Furnace (OESBF) untuk ketahanan cadangan mineral karena dapat mengambil cakupan nikel dengan grade yang lebih luas.
Kemudian melihat fasilitas Elektrolitik Nikel yang menggunakan teknologi ekstraksi sentrifugasi. Selanjutnya, Ia juga melihat teknologi untuk produksi prekursor bahan baku baterai lithium.
Pada kesempatan yang sama, Chairman CNGR Deng Wei Ming mengungkapkan komitmennya untuk bekerja sama dengan universitas di Indonesia dalam pengembangan diversifikasi teknologi industri material untuk energi baru.
Sebagai perusahaan pengolahan nikel, CNGR melakukan 4 modernisasi industri yakni diversifikasi teknologi, globalisasi pengembangan, digitalisasi operasional dan membuat ekologisasi industri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Airlangga dorong perusahaan CNGR jajaki kerja sama R&D dengan UGM