Pokdarwis kelola wisata mangrove gaet wisatawan

id BPOLBF, peningkatan kapasitas, pokdarwis, kayak, kayaking, Tanjung Boleng, Boleng, NTT, Plt Direktur Utama BPOLBF, Frans

Pokdarwis kelola wisata mangrove gaet wisatawan

Plt Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh saat mencoba olahraga kayaking di wisata mangrove di Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (ANTARA/HO-Divisi Komunikasi Publik BPOLBF)

Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pengelola Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mendorong peningkatan kapasitas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tanjung Boleng dalam mengelola wisata mangrove melalui penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) dan beberapa pedoman standar lain dari sisi keamanan demi mengurangi risiko kecelakaan saat atraksi berlangsung. 
 
"BPOLBF hadir untuk mendorong dan mempercepat kesiapan destinasi wisata terhadap dinamika kunjungan wisatawan dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan wisatawan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, (13/6).
 
BPOLBF juga memberikan dukungan terhadap pengembangan atraksi yang dikelola Pokdarwis Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat dengan menyerahkan sebanyak dua unit kayak beserta dua unit dayung dan dua buah life jacket. 
 
Frans juga menjelaskan sejumlah dukungan yang diberikan merupakan titik awal BPOLBF mendorong pengembangan wisata mangrove di desa itu. 
 
"Yang terutama juga adalah bahwa pengelola destinasi wisata juga harus memperhatikan aspek keamanan dengan menyusun SOP yang ketat agar bisa menawarkan paket wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan," katanya. 
 
Frans menjelaskan atraksi wisata mangrove di Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng diharapkan dapat memperkuat brand destinasi desa tersebut yang saat ini sedang mengembangkan atraksi kayak. 
 
Pengembangan atraksi ini juga didukung oleh kolaborasi berbagai pihak yaitu dari Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat dan World Wide Fund for Nature (WWF).