BPOLBF: Festival Golo Koe 2024 ajang pariwisata inklusif dongkrak wisatawan

id BPOLBF, Frans Teguh, Festival Golo Koe, Labuan Bajo, wisata religi, inklusif, Flores, NTT, Manggarai Barat, Katolik

BPOLBF: Festival Golo Koe 2024 ajang pariwisata inklusif dongkrak wisatawan

Penyelenggaraan Festival Golo Koe tahun 2023 di Labuan Bajo. (ANTARA/HO-Divisi Komunikasi Publik BPOLBF)

Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penyelenggara Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyatakan Festival Golo Koe sebagai wisata religi Katolik pada 10-15 Agustus 2014 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) wujud nyata konsep pariwisata inklusif dan berkelanjutan.
 
"Semua pihak turut terlibat aktif di dalamnya baik masyarakat dengan berbagai suku, agama, dan ras, pemerintah, pelaku industri maupun gereja," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan yang diterima Kamis.
 
Frans Teguh juga menilai Festival Golo Koe juga dapat menjadi wadah untuk menunjukkan potensi kebudayaan, produk lokal, dan menghubungkan rantai pariwisata yang manfaatnya dapat dinikmati sampai ke paroki-paroki yang lokasinya jauh dari Labuan Bajo sebagai hub pariwisata.
 
Lebih lanjut, BPOLBF juga berkomitmen mendukung promosi dan koordinasi dalam penyelenggaraan Festival Golo Koe tahun 2024.
 
"BPOLBF siap untuk terus mendukung dan berkolaborasi dalam penyelenggaraan Festival Golo Koe 2024 seperti pada tahun-tahun sebelumnya," katanya.
 
Festival Golo Koe telah ditetapkan dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024 di NTT. KEN adalah kumpulan kegiatan berkualitas dari 34 Provinsi di Indonesia yang merupakan kegiatan kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan pemerintah daerah melalui penyelenggaraan kegiatan berkualitas yang bertujuan untuk mempromosikan destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif, meningkatkan kunjungan wisatawan, pemberdayaan potensi lokal, serta memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
 
Ketua Umum Festival Golo Koe 2024 Hilarius Madin mengatakan rangkaian kegiatan dalam festival ini akan diikuti oleh peserta tetap sebanyak 1.000 orang yang berasal dari berbagai paroki, komunitas biara dan lembaga pendidikan se-Keuskupan Ruteng.
 
"Tidak ketinggalan partisipasi dari aneka paguyuban adat dan etnis, UMKM dari Flores serta puluhan ribu umat Katolik, wisatawan nusantara maupun mancanegara, dan berbagai elemen masyarakat," katanya.
 
Penyelenggaraan Festival Golo Koe, lanjut dia, bertujuan untuk mewujudkan pariwisata holistik di wilayah Keuskupan Ruteng, Manggarai Raya dengan motto 3B yakni berpartisipasi, berbudaya dan berkelanjutan.