Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggencarkan sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah 2024 kepada pelajar nantinya akan menjadi pemilih pemula.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Pemerintahan, Sekretariat Daerah (Setda) Kulon Progo Muhadi di Kulon Progo, Senin, mengatakan ada 46.561 pemilih atau 13,49 persen pemilih pemula dari total 345.308 pemilih di Pemilu 2024.
"Jumlah pemilih pemula pada Pilkada 2024 di Kulon Progo akan lebih banyak dari Pemilu 2024. Untuk itu, kami menyelenggarakan sosialisasi pilkada kepada pemilih pemula," kata Muhadi.
Ia mengatakan nantinya akan ada pelajar yang umurnya mencapai 17 tahun di tahun ini dan bisa menggunakan hak pilihnya.
"Makanya kami lakukan sosialisasi ini agar partisipasinya meningkat," katanya.
Muhadi mengatakan secara umum, Pemkab Kulon Progo berupaya mempertahankan dan menaikkan tingkat partisipasi pemilih di Kulon Progo yang selalu di atas rata-rata nasional. Seperti di Pemilu 2024 tingkat partisipasinya mencapai 88,1 persen, di atas kisaran nasional yang sekitar 79,5 persen.
Pada kegiatan sosialisasi ini, sekitar 100 pelajar dihadirkan dari berbagai sekolah jenjang SMA sederajat. Sejumlah narasumber terkait pun juga dihadirkan, seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kami juga menghadirkan narasumber dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)," kata Muhadi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Triyono mengatakan partisipan pemilu di Kabupaten Kulon Progo termasuk dalam indikator sukses. Rata-rata-rata nasional ada di 71 persen.
"Di Kulon Progo ada di atas 88 persen menjadi salah satu indikator keberhasilan atau kesuksesan pemilu kita di atas rata-rata nasional," kata Triyono.
Dalam kegiatan sosialisasi ini Triyono juga menyampaikan keinginannya agar anak muda tidak golput dan mengikuti alur pemilihan. "Masih ada yang mengatakan bahwa pemuda tidak terlalu peduli dengan politik atau tidak memahami prosesnya dengan baik, sehingga masih terdapat yang menganggap golput menjadi cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap sistem politik yang ada sekarang ini," kata Triyono.
Selain itu, Triyono juga berharap generasi Z (kelahiran 1997-2012) yang saat ini menjadi pemilih pemula agar berpartisipasi dalam pemilu dan memilih pemimpin dengan bijak.
"Dengan hal tersebut para pemuda sudah membantu dalam merencanakan pembangunan dengan cara memilih calon-calon pemimpin yang bisa dijadikan pegangan alat perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan," katanya.