Jakarta (ANTARA) - Kurator Utama British Library Annabel Teh Gallop mengajak anak muda untuk terus mengulik berbagai pengetahuan termasuk perjodohan dari naskah Nusantara.
“Tak kenal maka tak cinta, jadi kalian (anak muda) harus lebih mengenal dan nanti kalian akan terkejut karena ada banyak hal yang sangat menarik tentang perjodohan, pacaran, obat-obatan, apa saja pengalaman manusia, semua sudah ada di naskah Nusantara,” ujar Annabel ditemui usai acara penyerahan naskah manuskrip Sunda di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Rabu.
Annabel yang merupakan penasihat untuk proyek Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (Dreamsea), sebuah proyek menyelamatkan naskah-naskah kuno di Asia Tenggara, mengatakan keragaman menjadi salah satu hal penting dalam preservasi naskah kuno.
“Slogan Dreamsea adalah safeguarding manuscript for protecting diversity, jadi keragaman menjadi hal yang paling penting. Naskah Sunda, Jawa, Melayu semua sangat penting, jadi hibah naskah Sunda untuk Perpusnas kali ini sangat bermanfaat. Mudah-mudahan selanjutnya akan ditambah dengan naskah dari berbagai bahasa lain, karena Indonesia begitu kaya dengan keragaman naskah dan tradisi,” katanya.
Ia juga berpesan kepada anak muda agar tidak rendah diri ketika memulai belajar tentang naskah kuno Nusantara.
“Untuk anak muda, coba lihat saya sendiri, saya masuk ke perpustakaan tidak tahu apa-apa tentang naskah, hampir tidak bisa membaca aksara, tetapi jatuh cinta dengan naskah,” ucapnya.
Perpusnas menjadi institusi yang mengoleksi naskah manuskrip Sunda terbanyak di dunia setelah mengakuisisi 536 naskah kuno Sunda koleksi R Haris Sukanda Natasasmita dan Peneliti asal Prancis Viviane Sukanda Tessier, di mana kedua pasangan tersebut telah menghimpun naskah-naskah Sunda pada tahun 1970-1980-an.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: British Library ajak anak muda ulik perjodohan dari naskah Nusantara