Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Gadjah Mada (UGM) menginisiasi hadirnya "Wanagama Nusantara" untuk mendukung pengembangan konsep "forest city" atau kota hutan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"'Wanagama Nusantara' sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pengembangan 'forest city' dan agenda adaptasi terhadap perubahan iklim global," ujar Rektor UGM Ova Emilia dalam pidatonya saat upacara bendera peringatan HUT ke-79 Indonesia di halaman Balairung UGM, Yogyakarta, Sabtu.
Pada tahap pertama, Ova menyebut Wanagama Nusantara bakal dikembangkan pemerintah pada lahan seluas 28 hektare dengan potensi luas 621 hektare di IKN.
"Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Wanagama Nusantara akan menjadi etalase berbagai inovasi dan adaptasi teknologi cerdas untuk memitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan," ujar dia.
Ova mengatakan pengembangan itu hendak mereplikasi keberhasilan UGM dalam merehabilitasi lahan kritis, baik dari sisi ekologis dan sosial ekonomi melalui Hutan Pendidikan Wanagama di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kehadiran Wanagama di Gunungkidul pada 1963 diinisiasi oleh para tokoh dari Fakultas Kehutanan UGM, yang bertujuan untuk memberikan contoh rehabilitasi lahan kritis baik dari sisi ekologis maupun sosial ekonominya.
Wanagama, menurut Ova, menjadi bagian dari upaya untuk merespons munculnya krisis air, krisis pangan, krisis kesehatan maupun kemiskinan yang terjadi pada saat itu di wilayah Gunung Kidul.
Dengan pendekatan ekologis berupa rehabilitasi hutan, masyarakat diajak untuk menanam kembali tanaman kehutanan, tanaman pertanian, ataupun peternakan berdampingan dengan pola "agroforestry" yang pada akhirnya mereka memahami akan pentingnya hutan.
Melalui konsep pengembangan hutan pendidikan dan penelitian, serta advokasi sosial yang terintegrasi, kata Ova, Wanagama Nusantara diharapkan mampu menjadi wadah pengembangan riset dan pengabdian masyarakat yang bersifat transdisiplin serta berkelanjutan, yang antara lain mencakup bidang "biomedical", "reforestasi", "sustainability" dan "iklim mikro", "smart and inclusive society", serta "green economy".
Rektor UGM meyakini bahwa pembangunan IKN yang berorientasi Indonesia-sentris mampu mempercepat transformasi ekonomi Indonesia, dengan menjaga keseimbangan perlindungan ekosistem secara menyeluruh.
"Pengawalan pembangunan IKN menjadi upaya penting bagi terwujudnya kota yang berkelanjutan, cerdas, dan inklusif," kata Ova Emilia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa konsep pembangunan IKN ialah "forest city" atau kota hutan, bukan kota beton.
Konsep tersebut demi menciptakan kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, menekankan pentingnya ruang hijau dan ekosistem alami di tengah perkembangan kota.
"Saya ingin menyampaikan bahwa IKN ini adalah contoh kota masa depan yang dibangun dengan rencana dan konsep untuk masa depan. Konsepnya 'forest city', jadi kota hutan bukan kota beton," kata Presiden dalam arahannya kepada kepala daerah seluruh Indonesia di Istana Negara IKN, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (13/8).
Berita Lainnya
Rektor UGM sebut Wanagama Nusantara dukung IKN sebagai kota hutan
Sabtu, 14 September 2024 5:37 Wib
Sembilan positif COVID-19 jalani isolasi di Wanagama Gunung Kidul
Rabu, 4 Agustus 2021 9:01 Wib
Rumah peneliti Wanagama UGM menjadi tempat isolasi pasien COVID-19
Jumat, 30 Juli 2021 23:39 Wib
Pemkab Gunung Kidul ajukan penggunaan Wanagama untuk isolasi pasien COVID-19
Senin, 12 Juli 2021 9:37 Wib
Pemkab Gunung Kidul kembalikan pemanfaatan Wisma Wanagama kepada UGM
Selasa, 11 Agustus 2020 20:16 Wib
Puskesmas II Ponjong Gunung Kidul dijadikan lokasi karantina
Sabtu, 8 Agustus 2020 9:00 Wib
Cerita anak penjaga Hutan Wanagama bisa kuliah S3 ke Jepang
Jumat, 19 Juni 2020 9:23 Wib
Paviliun Hutan Wanagama tempat karantina pasien reaktif COVID-19
Kamis, 21 Mei 2020 21:49 Wib