Pwmkab Bantul operasikan tiga sarana pengolahan sampah tingkat kabupaten

id TPST

Pwmkab Bantul operasikan tiga sarana pengolahan sampah tingkat kabupaten

Pengolahan sampah di TPST Argodadi Sedayu di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Oktober 2024 telah mengoperasikan tiga sarana pengolahan sampah tingkat kabupaten setelah pembangunan fasilitas selesai dan peralatan mesin pengolah sampah siap difungsikan.

"Kalau yang beroperasi itu ada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Argodadi, kemudian Intermediate Treatment Facility (ITF) sampah Pasar Niten, dan Tempat Pengolahan Sampah sistem reduce, reuse dan recycle (TPS3R) Tamanan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Bambang Purwadi di Bantul, Selasa.

Menurut dia, untuk TPST Argodadi yang berada di wilayah Pedukuhan Dingkikan, Kelurahan Argodadi telah beroperasi sejak akhir Agustus 2024, dan hingga Oktober ini telah menghasilkan bahan bakar alternatif pengganti batu bara atau refuse derived fuel (RDF).

"Kemudian mudah-mudahan segera menyusul TPST Modalan, Banguntapan. Jadi, kita tetap berupaya betul supaya kedaruratan sampah di Bantul ini bisa kita selesaikan, meskipun ada tahapan dan proses yang harus dilalui," katanya.

Jika diperinci tiga sarana pengolahan sampah yang dibangun pemerintah itu, menurut Bambang, TPST Argodadi bisa mengolah sampah 20 ton per hari, pengolahan sampah ITF Pasar Niten kapasitasnya delapan ton, dan TPS3R Tamanan mengolah sekitar 10 ton sampah per hari.

"Jadi, kalau ditotal dari tiga lokasi pengolahan sampah tersebut hampir atau kurang lebih bisa mengolah 40 ton sampah per hari," katanya.

Meski demikian, kata dia, kapasitas TPST tersebut masih bisa dioptimalkan, seperti di TPST Argodadi yang saat ini baru ada dua modul dari tiga modul yang direncanakan, dengan proyeksi nantinya bisa mengolah sampah 60 ton per hari.

"Kalau di TPST Argodadi ini pengolahannya masih pada modul satu dan tiga, karena mesin-mesin tersebut harus ada penyesuaian, dari dua modul ini sudah menghasilkan RDF cukup banyak dan dikirim ke pabrik semen di Cilacap," katanya.

Dia juga mengatakan, apabila sampah terkelola dengan baik dan tepat, maka bisa memberikan dampak positif tidak hanya bagi pemda, tapi juga masyarakat sekitar, karena misalnya dengan mengolah menjadi RDF, tenaga kerja juga terserap dari warga masyarakat sekitar, sehingga ekonomi juga bergerak.