Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berupaya mengeliminasi penyakit tuberkulosis (TBC) dengan menggencarkan terapi pencegahan kepada masyarakat yang terdeteksi terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
"Pemberian terapi pencegahan itu diberikan pada orang-orang yang tidak sakit, tapi terbukti terinfeksi bakteri tuberculosis," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu.
Kendati tidak menyebutkan jumlah yang tersedia, dia memastikan obat TBC di Kota Yogyakarta masih memadai untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun.
Menurut Endang, terapi pencegahan tuberculosis (TPT) amat penting untuk menghambat penyakit TBC serta melindungi masyarakat yang sehat dari risiko penularan.
Untuk membuktikan masyarakat terjangkit bakteri tersebut, Dinkes Kota Yogyakarta mengintensifkan skrining penemuan kasus aktif atau Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis (TBC).
Upaya penemuan kasus digencarkan, di antaranya dengan mengerahkan petugas puskesmas serta menggandeng tim dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM menggunakan mobile rontgen.
"Jadi, kami aktif mencari, tidak hanya menunggu pasien yang sakit. Setelah ketemu yang sakit, kemudian diobati," ujar Endang.
Program jemput bola skrining atau penapisan kasus TBC tersebut, kata dia, utamanya menyasar kontak erat kasus positif.
"Orang serumah, orang sekitarnya atau teman sekantor, itu kita skrining TB untuk menemukan itu. Upaya-upaya ini untuk bisa secepat mungkin mengeliminasi TBC," kata dia.
Untuk skirining tersebut, Dinkes Kota Yogyakarta memberikan perhatian khusus terhadap 10 kelurahan yang dinilai memiliki potensi suspek (terduga) penderita TBC relatif lebih tinggi dibanding kelurahan lain.
Sebanyak 10 kelurahan tersebut adalah Kelurahan Bumijo, Prawirodirjan, Pringgokusuman, Kricak, Brontokusuman, Wirogunan, Pakuncen, Tegalpanggung, Klitren, dan Bausasran.
Sejak awal Januari hingga Oktober 2024, menurut Endang, tercatat sebanyak 900 kasus TBC ditemukan di Kota Yogyakarta.
Sebelumnya, pada 2023 ditemukan sebanyak 1.746 kasus TBC di Kota Yogyakarta yang mencakup kasus TBC Sensitif Obat (SO) dan kasus TBC Resisten Obat (RO). Temuan itu mencapai 96,79 persen dari target 1.690 penemuan kasus TBC periode itu.
Berita Lainnya
Kementerian PPPA mengidentifikasi kasus perdagangan bayi di Yogyakarta
Sabtu, 14 Desember 2024 3:49 Wib
Bantul menyelesaikan sidang pleno penentuan Upah Minimum Kabupaten 2025
Jumat, 13 Desember 2024 19:54 Wib
UIN Yogyakarta memotivasi para peneliti dan inovator agar terus berkarya
Jumat, 13 Desember 2024 19:17 Wib
UIN Yogyakarta ajak civitas tingkatkan kepedulian rawat lingkungan
Kamis, 12 Desember 2024 17:50 Wib
Polda DIY ringkus dua bidan tersangka jual beli bayi di Kota Yogyakarta
Kamis, 12 Desember 2024 15:34 Wib
UMP DIY 2025 ditetapkan naik 6,5 persen jadi Rp2,2 juta
Rabu, 11 Desember 2024 19:21 Wib
Menkomdigi minta UMKM di Kampung Cyber manfaatkan AI agar segera naik kelas
Rabu, 11 Desember 2024 10:25 Wib
Dua generasi Affandi berkolaborasi hadirkan pameran lukisan di Garrya Bianti Yogyakarta
Rabu, 11 Desember 2024 0:10 Wib