Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal merekomendasikan penundaan terhadap kebijakan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025, guna mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
"Ditunda mestinya, jadi it's not a good timing. Itu kalau kita berbicara masalah mengatasi kesenjangan ekonomi pada saat sekarang, dan juga target pertumbuhan ekonomi, karena target pertumbuhan ekonominya mau lebih tinggi kan," ujar Faisal di Jakarta, Selasa.
Faisal menjelaskan produk barang jadi seperti elektronik, perlengkapan rumah tangga, furnitur akan mengalami penurunan pembelian saat dikenakan PPN 12 persen.
Barang-barang tersebut, kata Faisal, lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat dari kelas menengah, yang total nilai konsumsinya mencapai 84 persen.
Menurutnya, yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah mempertahankan agar nilai konsumsi kelas menengah tetap berada pada angka tersebut atau lebih naik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat usulkan PPN 12 persen ditunda untuk capai target pertumbuhan
Berita Lainnya
Menkeu sebut PPN 12 persen tetap dijalankan sesuai mandat UU
Kamis, 14 November 2024 16:04 Wib
Harga emas 12 November merosot Rp35.000 jadi Rp1,482 juta/gram
Selasa, 12 November 2024 9:00 Wib
12 desa di Indonesia diakui UNESCO berkompeten hadapi tsunami
Senin, 11 November 2024 9:05 Wib
BPBD Sleman memasang 12 hidran umum di wilayah kekeringan
Sabtu, 26 Oktober 2024 14:18 Wib
Polda Jateng gagalkan penyelundupan 12 kg sabu asal Malaysia
Senin, 30 September 2024 13:01 Wib
FIFA umumkan daftar 12 stadion Piala Dunia Klub 2025
Minggu, 29 September 2024 19:45 Wib
Marquez meraih podium sprint race meski mulai balapan dari posisi 12
Sabtu, 28 September 2024 22:14 Wib
Kemenko Polhukam umumkan 12 nama calon anggota Kompolnas 2024-2028
Selasa, 17 September 2024 16:38 Wib