Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogykarta, meminta Palang Merah Indonesia setempat profesional dalam penanganan kondisi darurat dan bencana dalam menjalankan tugas kemanusiaan.
Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto di Gunungkidul, Senin, mengatakan peran PMI yang sering kali tidak terlihat, namun memiliki tanggung jawab besar kepada masyarakat, terutama dalam kondisi darurat dan bencana.
“Selama ini, masyarakat lebih mengenal PMI dalam kegiatan donor darah, padahal peran PMI jauh lebih luas. PMI Gunungkidul diharapkan mampu mengakses dana nasional dan internasional untuk mendukung berbagai program kemanusiaan,” kata Joko Parwoto dalam pembukaan Musyawarah Kabupaten (Muskab) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Gunungkidul Masa Bakti 2025-2030.
Ia juga mengatakan bahwa perjuangan PMI harus didasari keikhlasan tanpa membawa kepentingan pribadi, mengingat Gunungkidul memiliki potensi bencana yang tinggi.
"Potensi bencana di Gunungkidul menjadi tantangan tersendiri, dan PMI harus siap dan ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada masyarakat," katanya.
Sementara itu, Ketua PMI DIY Gusti Prabukusumo mengatakan pentingnya kebijaksanaan dalam kepengurusan PMI. Menurutnya, pengurus PMI harus memiliki hati yang mulia serta bersikap santun dalam menyampaikan kebijakan kepada pemerintah daerah.
“Pemilihan pengurus ini sempat ditunda satu tahun untuk menyinkronkan dengan kepemimpinan bupati terpilih. Dalam formatur kepengurusan yang baru, saya berharap keterlibatan perempuan dapat lebih diperhatikan,” katanya.
Ketua PMI Gunungkidul periode 2018-2023 Iswandoyo mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pengurus atas dedikasi mereka, terutama selama pandemi COVID-19.
“Tahun 2020-2021 adalah masa yang sangat berat bagi kami, namun kerja keras dan keikhlasan seluruh tim membuat PMI tetap hadir membantu masyarakat,” katanya.
Wakil Sekretaris PMI Gunungkidul Lilik Rahmat Purnomo mengatakan bahwa muskab ini bertujuan untuk menilai pertanggungjawaban kepengurusan sebelumnya, merencanakan program kerja lima tahun ke depan, serta memilih kepengurusan baru untuk periode 2025-2030. Sebanyak 31 peserta hadir dalam musyawarah ini untuk menentukan arah kebijakan PMI Gunungkidul ke depan.
“Dengan semangat kemanusiaan, Muskab PMI Gunungkidul diharapkan dapat melahirkan kepengurusan yang lebih profesional, inovatif, dan semakin dekat dengan masyarakat,” harapnya.