Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Malam takbir Idul Fitri di Pujon, Kabupaten Malang berubah mencekam setelah dua warga menjadi korban ledakan petasan rakitan. Seorang remaja 19 tahun dan satu anak berusia 12 tahun kini harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hasta Brata, Kota Batu akibat luka bakar serius yang mereka alami.
Kepala Rumah Sakit Hasta Brata, AKBP dr Ananingati menjelaskan bahwa keduanya mengalami luka bakar hingga 20 persen di bagian wajah, tangan, dan kaki.
“Kondisi korban saat ini setelah pasca-operasi pembersihan untuk mencegah infeksi, karena mengalami luka bakar serius hampir 20 persen,” ungkap Ananingati saat meninjau kondisi korban.
Pihak rumah sakit memastikan akan terus melakukan pengawasan ketat selama masa pemulihan pasca-operasi. Korban baru diperbolehkan pulang setelah benar-benar dinyatakan pulih secara medis.
“Masih pemulihan karena setelah operasi butuh pengawasan lebih ketat supaya tidak infeksi, karena lukanya robek dan luka bakar. Kalau kondisinya sudah memungkinkan akan kami pulangkan,” lanjutnya.
Baca juga: Dua orang luka serius akibat ledakan petasan 8 kg
Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi pada Senin malam (31/3) sekitar pukul 21.00 WIB, bertepatan dengan malam Idul Fitri.
“Diduga kedua korban membuat petasan atau mercon, karena kurang padat maka dipadatkan dengan obeng dan palu, sehingga terjadi ledakan. Petasannya tidak untuk dijual,” jelas Andi.
Pembuatan petasan itu dilakukan setelah korban belajar dari tayangan video di YouTube.
Selain melukai diri sendiri, ledakan tersebut juga menyebabkan kerusakan di rumah korban, termasuk jendela dan atap yang jebol.
Salah satu korban, A (19), membenarkan bahwa ledakan terjadi saat proses pembuatan petasan ke delapan yang rencananya akan dimainkan esok harinya.
“Tiba-tiba ada percikan api, sudah dapat tujuh petasan dan yang meledak ke delapan, ukurannya sekitar 10 centimeter. Rencananya dimainkan buat besok (Selasa, 1/4/2-25). Ini baru pertama kali, disumet (dinyalakan sendiri). Belajar dari Youtube,” katanya.
Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa eksperimen bahan peledak, apalagi dari sumber tak terverifikasi seperti YouTube, bukan hanya berbahaya tapi juga bisa berujung bencana.
Baca juga: Pemkab Sleman siapkan bantuan perawatan untuk anak korban ledakan petasan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dua warga Malang alami luka bakar setelah terkena ledakan petasan