Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Apel Relawan Kebencanaan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan relawan dan masyarakat terhadap berbagai potensi bencana di wilayah ini.
"Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2025. Setiap tanggal 26 April, yang diinisiasi oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), seluruh Indonesia memperingati Hari Kesiapsiagaan Nasional," ujar Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanto, di sela-sela apel yang berlangsung di Lapangan Paseban Bantul, Minggu.
Rangkaian kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana di Bantul dimulai pada 26 April dengan Gladi Posko Tsunami di pesisir Kecamatan Kretek, dilanjutkan dengan Apel Kesiapsiagaan pada 27 April yang melibatkan seluruh relawan dan instansi terkait kebencanaan di lingkungan Pemkab Bantul.
"Setiap lurah di Bantul mengirimkan 10 personel untuk mengikuti apel ini. Selain itu, hadir pula unsur FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Bantul, Kwarcab Pramuka, Tagana, PMI, Paksikaton, SAR DIY, Sarlinmas Rescue Wilayah 3 dan 4, serta berbagai potensi SAR lainnya," jelas Agus.
Baca juga: Wabup Sleman: Tagana harus mengedukasi mitigasi bencana di masyarakat
Untuk tahun ini, tema Hari Kesiapsiagaan Bencana di Bantul adalah "Bangun Kesiapsiagaan Sejak Dini", yang menekankan pentingnya membangun budaya kesiapsiagaan bencana mulai dari usia anak-anak hingga remaja.
"Sejak usia dini, mulai dari TK, SD, hingga SMP, anak-anak harus diberikan edukasi, pelatihan, dan simulasi menghadapi berbagai jenis bencana yang berpotensi terjadi di wilayah Bantul. Harapannya, mereka akan lebih siap dan sadar akan lingkungan sekitarnya," tambahnya.
Agus juga mengingatkan bahwa selain anak-anak, masyarakat umum perlu memahami potensi bencana di lingkungan tempat tinggalnya, sementara para pekerja perlu mengetahui risiko di lingkungan kerjanya, agar dapat meminimalisasi dampak saat bencana terjadi.
"Jika setiap individu memahami potensi bencana di sekitarnya, baik masyarakat umum maupun anak-anak sekolah, maka saat terjadi bencana mereka bisa melakukan evakuasi diri dan membantu teman-temannya secara efektif dan efisien. Inilah esensi dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana," tegasnya.
Lebih lanjut, Agus menyebutkan bahwa berdasarkan kajian BPBD Bantul, terdapat 11 jenis potensi ancaman bencana di wilayah Bantul, di antaranya banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit, gelombang tinggi, likuefaksi, dan kegagalan teknologi.
Baca juga: DIY mengembangkan Aplikasi Data Dampak Bencana di sekolah
Baca juga: BPBD Bantul meningkatkan kewaspadaan bencana dampak cuaca ekstrem
Baca juga: Gempa Myanmar, Tim USAR Indonesia kembali temukan dua jasad dari reruntuhan