Jakarta (ANTARA) - Chief Economist Juwai IQI Shan Saeed memperkirakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan menjadi salah satu penggerak utama sektor keuangan dan investasi nasional dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
Ia menilai pembentukan Danantara oleh pemerintah adalah langkah strategis untuk mendatangkan modal asing dari berbagai negara yang memiliki potensi besar.
“Danantara sebagai sovereign wealth fund akan menjadi penggerak di pasar keuangan Indonesia lima sampai 10 tahun ke depan. Jika melihat negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC), seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, mereka punya 4 triliun dolar AS. Jadi mereka berinvestasi di negara-negara seperti Vietnam, Indonesia, Malaysia karena wilayah ini terus bertumbuh,” kata Shan dalam Media Briefing: Outlook Ekonomi Indonesia 2025 di Jakarta, Senin.
Shan melihat Danantara berpotensi mengarahkan investasi ke sektor produktif, memanfaatkan peluang dari besarnya jumlah penduduk Indonesia serta stabilitas makroekonomi yang terjaga.
Ia juga menekankan Indonesia saat ini berada dalam posisi yang sangat strategis untuk menarik investasi global. Pertumbuhan kelas menengah, pesatnya adopsi teknologi, dan peningkatan kualitas SDM, termasuk investasi pada pendidikan perempuan, menjadi faktor pendukung yang kuat.
Baca juga: Presiden Prabowo dijadwalkan hadiri Townhall Danantara-BUMN
Adanya pengelolaan Danantara yang optimal, Shan optimistis Indonesia akan mempercepat transformasi ekonominya dan memperkuat posisinya di tingkat global.
Dalam kesempatan itu, Shan juga mengungkapkan rencana ekspansi Juwai IQI di Indonesia, termasuk membuka lebih banyak kantor di beberapa kota besar.
"Kami berencana untuk membuka lebih banyak kantor, salah satunya di kota Surabaya. Kami sudah memiliki kantor Jakarta dan Bali. Bahkan nilai properti di Jakarta akan mencapai 85 miliar dolar AS menurut laporan dari JLL Indonesia pada tahun 2030," jelasnya.
Dalam kesempatan terpisah Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rencana sejumlah pengusaha asal Korea Selatan (Korsel) untuk menambah nilai investasi 1,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp30 triliun di Indonesia.
Airlangga, usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan 19 grup perusahaan Korsel, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, menyebut bahwa angka itu menambah realisasi investasi Korsel yang sebelumnya tercatat Rp15,4 miliar dolar AS atau setara Rp269 triliun.
"Jumlah investasi yang dilakukan oleh 19 perusahaan tersebut, antara lain ini totalnya adalah hampir 15,4 miliar dolar AS. Dan di samping itu, mereka akan ada rencana tambahan 1,7 miliar dolar AS," katanya pula.
Baca juga: Mantan presiden hingga investor dunia gabung di Danantara, Ini kata Bahlil
Baca juga: Danantara buka peluang untuk proyek pemerintah, apa saja yang bisa dibiayai?
Baca juga: Menteri Investasi Rosan Roeslani jabat sebagai CEO Danantara, jalan beriringan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ekonom sebut Danantara bakal jadi penggerak investasi RI