Yogyakarta (ANTARA) - Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, sangat dirasakan Desi Lembah Hati dan keluarganya, karena bukan sekadar asuransi, melainkan jaring pengaman yang membantu mengatasi berbagai tantangan medis yang besar.
Bapaknya bernama Darusman (81), harus menjalani cuci darah dua kali seminggu akibat penyakit gagal ginjalnya sejak tahun 2021.
Bagi Desi, Program JKN sebagai sahabat sejati dalam merawat orang tua, apalagi ayahnya menderita berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit jantung, gagal ginjal, hingga saraf kejepit.
“Semua pengobatannya dijamin oleh Program JKN, termasuk cuci darah, kontrol rutin ke dokter, bahkan fisioterapi. Semua tidak perlu keluar biaya tambahan,” kata Desi penuh rasa syukur saat ditemui Rabu (21/05).
Menurutnya dengan iuran yang terjangkau, namun semua biaya perawatan mulai dari cuci darah, kontrol penyakit jantung, obat-obatan, hingga fisioterapi, semuanya ditanggung Program JKN.
“Jika tanpa Program JKN, saya tidak tahu berapa banyak uang yang harus kami keluarkan," kata Desi yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Baca juga: Layanan kelas 2 rasa VIP gunakan Program JKN
Saat itu Desi tengah menemani bapaknya yang menjalani cuci darah. Dirinya standby tidak jauh dari ruangan yang saat itu penuh dengan pasien yang tengah cuci darah. Kurang lebih ada enam orang dengan usia seluruhnya lanjut usia, laki-laki juga wanita.
Program JKN, sebagai bagian dari sistem gotong royong, memberikan manfaat yang sangat besar terutama bagi mereka yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan intensif. Program JKN membantu mereka yang sakit, seperti yang dirasakan oleh keluarga Desi.
"Bapak tidak sendiri dalam menjalani perawatan, karena banyak teman-teman yang menjalani cuci darah bersama. Kami merasa ada solidaritas dan kebersamaan yang terjalin di sana," tambah Desi.
Keberadaan Program JKN juga memberi kemudahan dalam proses administrasi. Desi menceritakan betapa mudahnya mengurus segala keperluan rumah sakit sekarang.
"Sekarang, kami bisa mengurus semuanya lewat Aplikasi Mobile JKN di ponsel. Tidak perlu lagi membawa berkas fisik atau repot dengan administrasi. Semua bisa dilakukan dengan mudah dan cepat," katanya.
Baca juga: Maria pun tenang karena semua ditanggung BPJS Kesehatan
Sebelum bapaknya sakit, Desi bekerja sebagai guru SMK di Jogja, namun sejak ayahnya sakit, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan fokus merawat orang tua.
"Uang bisa dicari, tapi kesempatan untuk berbakti pada orang tua itu tidak bisa dicari. Saya resign dari pekerjaan untuk untuk mencari jalan ke surga," kata Desi emosional.
Desi juga bercerita tentang bagaimana kehidupan keluarga mereka yang dahulu aktif berolahraga, khususnya tenis, kini berubah drastis.
Bapaknya sebelumnya bekerja di perbankan dan petenis aktif, berhenti bermain tenis setelah terkena serangan jantung di lapangan pada usia 74 tahun.
Desi menceritakan bapaknya memiliki semangat hidup yang luar biasa dan menjalani cuci darah, kontrol kesehatan, dan terapi secara rutin dengan bahagia, apalagi Program JKN juga memberikan kenyamanan dalam hal pelayanan, betapa baiknya perlakuan yang diterima oleh bapaknya di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
"Pelayanan di sini sangat bagus. Para perawat dan dokter sudah seperti keluarga. Mereka sangat perhatian, memanggil bapak saya 'eyang kakung', dan merawatnya dengan penuh kasih sayang," cerita Desi.
Baca juga: Nol rupiah, Kristina manfaatkan Program JKN sejak awal
Apalagi Program JKN juga memastikan bahwa layanan kesehatan tetap berjalan meskipun pada hari libur atau tanggal merah.
"FKRTL tetap memberikan pelayanan, terutama untuk cuci darah. Tidak ada hari libur untuk perawatan. Itu yang membuat kami merasa nyaman dan aman," tambah Desi.
Program JKN telah memberikan kebebasan bagi banyak keluarga untuk merawat orang-orang tercinta tanpa terjebak dalam beban biaya kesehatan yang membebani.
"Berkat Program JKN, kami merasa merdeka. Kami bisa fokus merawat bapak dengan tenang tanpa khawatir soal biaya. Program JKN benar-benar hadir untuk membantu," kata Desi sebelum menutup wawancara karena bapaknya meminta minum.