Jakarta (ANTARA) - Jannik Sinner mengalahkan Novak Djokovic, Sabtu WIB, untuk mencapai pertandingan pertamanya di final Wimbledon, sekaligus mendapatkan kesempatan untuk membalas dendam atas kekalahan dari Carlos Alcaraz di final turnamen major.
Petenis Italia itu dengan mudah mengalahkan Djokovic yang sedang kesulitan fisik dengan skor 6-3, 6-3, 6-4 di semifinal untuk melanjutkan rivalitas dengan Alcaraz setelah kalah di final Roland Garros bulan lalu.
"Saya tidak percaya," kata Sinner yang melaju ke final Wimbledon pertamanya.
"Ini turnamen yang selalu saya tonton di televisi sejak kecil. Saya tidak pernah membayangkan bisa bermain di final di sini, jadi ini luar biasa."
Dengan mengalahkan Djokovic, Sinner melengkapi rangkaian penampilan final di keempat ajang Grand Slam. Ia adalah petenis ke-11 yang mencapai prestasi tersebut di era tenis modern Open.
Perjalanan Sinner di Wimbledon sempat dirundung masalah kebugaran setelah ia terpeleset di awal babak keempat melawan Grigor Dimitrov, yang kemudian terpaksa mundur saat memimpin dengan selisih dua set.
Sinner kemudian dengan mudah mengalahkan Ben Shelton di babak keempat dan penampilannya melawan Djokovic menjadi tanda lain bahwa ia kembali tampil prima.
Sementara itu, juara bertahan dua kali Carlos Alcaraz melaju ke final Wimbledon ketiganya secara beruntun setelah mengalahkan petenis Amerika Serikat Taylor Fritz dengan skor 6-4, 5-7, 6-3, 7-6(6) di semifinal Wimbledon 2025, Jumat waktu setempat.
Bertanding di Centre Court, London, Inggris, Alcaraz memenangi 88 persen poin servis pertamanya, tetapi beberapa kali terdesak oleh sang lawan dalam pertandingan yang berlangsung selama dua jam 48 menit tersebut.
"Pertandingan yang sangat sulit seperti biasa ketika saya harus melawan Taylor. Kondisinya bahkan lebih sulit lagi, hari ini sangat panas," kata Alcaraz usai pertandingan, dikutip dari ATP.
Petenis Spanyol itu sempat kehilangan keseimbangan di penghujung set kedua, tetapi bangkit kembali secara impresif di set ketiga, mengungguli unggulan kelima dengan kekuatan dan konsistensinya di baseline.
Dia kemudian menyelamatkan dua set point pada kedudukan 4/6 di tie-break set keempat, meraih empat poin berturut-turut untuk mendekatkan diri dengan satu kemenangan lagi untuk menjadi petenis kelima yang meraih tiga gelar Wimbledon berturut-turut.
"Saya sangat senang dengan semua yang telah saya lakukan hari ini. Saya mengatasi rasa gugup, bermain di semifinal ini tidak mudah. Saya sangat bangga dengan cara saya tetap tenang dan berpikir jernih. Saya senang dengan level permainan saya hari ini," ujar Alcaraz.
Saat ini, ia sedang berada di puncak karir dengan 24 kemenangan beruntun dan berusaha untuk menyamai Bjorn Borg sebagai satu-satunya petenis putra di era tenis modern Open yang berhasil meraih gelar ganda Roland Garros–Wimbledon dalam dua tahun berturut-turut. Borg meraih prestasi tersebut dari tahun 1978 hingga 1980.
"Saya sama sekali tidak memikirkan rentetan kemenangan atau hasil pertandingan. Inilah impian saya, melangkah di lapangan yang indah ini dan bermain tenis di turnamen-turnamen terindah di dunia. Itulah yang selalu saya pikirkan di setiap turnamen dan itulah alasan saya selalu berusaha menghadirkan kegembiraan di lapangan," ujar petenis berusia 22 tahun itu.
Bulan lalu, Alcaraz mengalahkan Sinner dalam final Roland Garros yang berlangsung maraton selama lima jam 29 menit, memperbaiki catatan head to head menang-kalah melawan petenis Italia itu menjadi 8-4.
Namun, Sinner-lah yang menang dalam satu-satunya pertemuan lapangan rumput sebelumnya antara keduanya, mencatat kemenangan empat set di babak keempat Wimbledon pada 2022.
"Kita telah menyaksikan final terakhir. Kita tidak pernah tahu," kata Sinner, ketika ditanya tentang prospek bertemu Alcaraz.
"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk kembali bermain bersama Carlos. Kami berusaha sekuat tenaga. Dia jelas salah satu pemain yang saya kagumi."
"Saya suka menontonnya dan kami semua sepakat betapa berbakatnya dia. Semoga pertandingan ini akan sehebat pertandingan sebelumnya," ujar Sinner.
Meskipun Alcaraz tidak dapat menyalip Sinner untuk meraih peringkat satu dunia setelah Wimbledon, dia kini unggul 2.660 poin atas petenis Italia itu di puncak klasemen ATP Live Race To Turin, yang menunjukkan siapa yang akan meraih gelar nomor satu ATP pada akhir tahun.
Dia telah memenangi lima gelar sepanjang 2025 – Roland Garros, Roma, Monte Carlo, Rotterdam, dan The Queen's Club.
