Yogyakarta (ANTARA) - Tahu dan tempe, dua makanan berbahan dasar kedelai, menjadi solusi penting dalam memenuhi kebutuhan protein anak-anak Indonesia. Mengingat pentingnya protein dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam upaya menurunkan angka stunting, kedua sumber nabati ini menawarkan pilihan protein yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Guru Besar IPB University menjelaskan bahwa protein merupakan zat gizi utama yang berperan dalam pembentukan sel dan jaringan tubuh anak dan rendahnya konsumsi pangan hewani seperti susu, daging, dan ikan merupakan faktor utama penyebab kekurangan protein di Indonesia.
"Masalah stunting yang masih terjadi pada balita dan anak usia sekolah antara lain disebabkan oleh rendahnya konsumsi protein, terutama yang berasal dari pangan hewani seperti susu, daging, dan ikan," katanya.
Meski protein hewani memiliki kualitas yang lebih baik, tahu dan tempe tetap merupakan sumber protein nabati yang sangat bermanfaat dan harganya lebih terjangkau.
Selain itu, Prof. Ali mengungkapkan bahwa susu kedelai dapat menjadi alternatif yang baik bagi anak-anak yang memiliki alergi terhadap susu sapi atau intoleransi laktosa. "Susu kedelai adalah pilihan yang baik sebagai sumber protein nabati," tambahnya.
Sementara itu, konsumsi kedelai di Indonesia diperkirakan mencapai 2,75 juta metrik ton pada tahun 2025, dengan sebagian besar kebutuhan masih harus dipenuhi dari impor. Hal ini menunjukkan besarnya potensi pengembangan produksi kedelai lokal untuk memenuhi permintaan domestik.
Prof. Ali mengajak masyarakat untuk melestarikan tradisi konsumsi tempe yang sudah ada sejak abad ke-18 sebagai bagian dari pola makan sehat yang relevan dan bergizi.
