BPBD Bantul antisipasi korban jiwa bencana banjir

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengantisipasi jatuhnya korban jiwa karena banjir dari luapan sungai ketika musim hujan.

"Kami sudah menggelar simulasi banjir di daerah yang rawan banjir, supaya masyarakat tanggap bencana ketika air sungai meninggi, sehingga tidak timbul korban," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Kamis.

Dia mengatakan setidaknya ada ratusan keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Code dan Winongo yang terancam banjir pada musim hujan.

Bahkan, katanya, selain banjir karena air hujan, mereka juga terancam banjir akibat lahar hujan dari lereng Gunung Merapi.

"Di Desa Tirtonirmolo, ada sekitar 50 hingga 70 KK yang terancam banjir, karena mereka bermukim di bantaran Sungai Winongo, sementara di bantaran Sungai Code Desa Bangunharjo ada puluhan KK," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, warga yang tinggal di bantaran sungai tersebut harus selalu waspada akan bahaya yang mengancam.

Apalagi, kata dia, di tepi sungai juga banyak pohon bambu yang bisa menghambat aliran air jika terseret.

Terkait dengan tempat pengungsian jika terjadi bencana tersebut, pihaknya merekomendasikan masjid atau fasilitas umum desa, seperti kantor kelurahan.

Ia menjelaskan di tempat tersebut, sudah tersedia fasilitas sanitasi air bersih�terutama MCK. "MCK adalah kebutuhan pokok pengungsi, itu sudah ada di masjid dan fasilitas umum, kami berharap ketika ada tanda-tanda air meluap mereka bisa keluar rumah dan masuk ke masjid maupun kantor pemerintahan yang lebih aman," katanya.

Meski begitu, pihaknya selalu siap memberikan bantuan maupun pertolongan jika terjadi bencana.

Selain itu, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) terus antisipasi segala kemungkinan dan melaporkan ke BPBD jika ada tanda bahaya di masing-masing wilayah.

"Potensi ancaman bencana saat musim hujan cukup tinggi, sehingga kami selalu siap siaga, saat ini kami juga sedang mempersiapkan pelatihan relawan se-Bantul, untuk melatih kesiapsiagaan terhadap potensi bencana," katanya.

(KR-HRI)