Jogja (ANTARA Jogja) - Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta GKR Pembayun meminta pasar modern mempertimbangkan keberadaan pasar tradisional apabila ingin mengembangkan usaha.
"Pedagang pasar tradisional tidak melawan pasar modern. Karenanya, kami meminta pengertian dari mereka, misalnya tidak buka di dekat pasar tradisional," kata GKR Pembayun di Sarasehan Akbar Pedagang Pasar Tradisional di Yogyakarta, Kamis.
Namun demikian, GKR Pembayun juga berharap pedagang pasar tradisional bisa berbenah sehingga produk yang dijual bisa bersaing dengan produk di pasar modern.
Selain itu, lanjut dia, pedagang juga perlu terus meningkatkan kondisi kebersihan dan kenyamanan di pasar tradisional termasuk menajemennya.
Ia mengakui prihatin dengan perkembangan pasar modern seperti supermarket dan minimarket waralaba di Kota Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir yang sangat pesat.
"Tata letak toko jejaring ini dekat dengan pasar tradisional, sehingga muncul persaingan tidak sehat. Karenanya, kami meminta wali kota agar bisa mengatur keberadaan pasar-pasar modern ini dengan baik," katanya yang juga berharap kondisi tersebut bisa menjadi perhatian bagi kepala daerah di kabupaten lain di DIY.
Kegiatan sarasehan akbar pedagang pasar tradisional tersebut diikuti sekitar 1.500 pedagang dari 32 pasar tradisional di Kota Yogyakarta.
Sarasehan pedagang pasar tradisional tersebut sekaligus membuka kegiatan Promo Pasar Tradisional dan Belanja Berhadiah yang akan digelar sejak 1 Maret hingga 31 Mei dengan memperbutkan berbagai hadiah menarik mulai dari sepeda motor hingga kipas angin.
Sementara itu, Ketua Panitia Promo Pasar Tradisional dan Belanja Berhadiah Faturachman mengatakan, melalui kegiatan tersebut, diharapkan bisa meningkatkan daya saing pasar tradisional.
"Kami, pedagang pasar tradisional juga meminta pemerintah untuk segera membuat aturan-aturan yang bisa mengendalikan laju pertumbuhan pasar modern," katanya.
Pemerintah daerah, lanjut dia, sebaiknya tidak hanya memikirkan bagaimana cara meningkatkan investasi dari investor besar tetapi juga memberikan perlindungan kepada pedagang pasar tradisional.
Dalam sarasehan tersebut, sejumlah pedagang juga menyampaikan keluhan mereka, di antaranya adalah Sudarmo pedagang Pasar Beringharjo yang meminta genset, karena akhir-akhir ini kerap terjadi pemadaman listrik.
"Beringharjo adalah pasar yang banyak dikunjungi wisatawan. Kami pun malu jika tiba-tiba listrik di pasar mati, karenanya kami butuh genset," katanya.
Usul pedagang tersebut kemudian disambut Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang menyatakan listrik menjadi kebutuhan pokok sehingga tidak boleh mati.
"Kami sudah menganggarkan pembelian genset pada 2012 untuk Pasar Beringharjo. Maksimal, bulan depan sudah terpasang," katanya.
Genset yang akan dipasang tersebut memiliki daya 500 KVA dan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik pedagang saat terjadi pemadaman listrik.