Riset biologi molekuler di Indonesia tertinggal

id penelitian biologi

Riset biologi molekuler di Indonesia tertinggal

Foto Istimewa

Penelitian biologi molekuler di Indonesia perlu terus ditingkatkan agar berkembang seperti di negara lain"
Jogja (ANTARA Jogja) - Riset di bidang biologi molekuler perguruan tinggi di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang, kata peneliti dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Yekti Asih Purwestri.

"Padahal, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi penelitian terkait biologi molekuler itu cukup penting misalnya dalam penerapan di dunia industri, pertanian, dan kesehatan," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia di sela-sela Pelatihan Teknik Dasar Biologi Molekuler, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi aplikasi penggunaan ragi (yeast) bukan hanya untuk bidang industri, tetapi juga sudah berkembang di bidang kesehatan.

"Misalnya, dalam deteksi sebuah penyakit yang menyerang manusia. Hal itu tidak lepas dari pengembangan penelitian biologi molekuler," kata dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Selain itu, kata dia, peningkatan industri dan riset berbasis rekayasa DNA juga menuntut penguasaan teknik dasar biologi molekuler tersebut.

Ia mengatakan, hal itu menunjukkan penelitian mengenai biologi molekuler itu sangat diperlukan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Oleh karena itu, penelitian biologi molekuler di Indonesia perlu terus ditingkatkan agar dapat berkembang seperti di negara lain," katanya.

Berkaitan dengan hal itu, menurut dia, pelatihan khususnya mengenai teknik dasar biologi molekuler bagi mahasiswa perlu terus didorong.

Untuk itu, kata dia, Fakultas Biologi UGM dan Graduated School of Biological Science Nara Institute of Science and Technology (Naist), Jepang, bekerja sama mengadakan Pelatihan Teknik Dasar Biologi Molekuler.

Ia mengatakan, pelatihan yang diikuti 50 mahasiswa S2 dan S3 baik dari Fakultas Biologi UGM maupun luar itu mengetengahkan topik teknik dasar isolasi RNA dan protein, sintetis CDNA, dan RT-PCR western blotting.

"Nara sumber yang hadir dalam pelatihan yang berlangsung hingga 21 Maret 2012 itu di antaranya Masashi Kawaichi, Hiroshi Takagi, Kazuhiro Shiozaki, dan Masahiro Akiyama," kata Yekti. (B015)