Jakarta (ANTARA Jogja) - Kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS melanjutkan penguatan sebesar 32 poin pada Selasa pagi didorong oleh intervensi Bank Indonesia (BI).
Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat 32 poin menjadi Rp9.208 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.240 per dolar AS.
"BI ada di pasar sehingga rupiah bisa menguat ditambah ekonomi Indonesia yang tumbuh di tengah perlambatan global," kata analis pasar uang Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta.
Ia mengemukakan, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia untuk triwulan pertama 2012 tumbuh 1,4 persen dibanding kuartal sebelumnya atau meningkat 6,5 dibanding periode yang sama di 2011.
"Peningkatan itu masih dalam kisaran proyeksi BI dan pemerintah yaitu sebesar 6,3 persen hingga 6,5 persen," kata dia.
Ia menambahkan, sumber pertumbuhan berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran, industri pengolahan, sektor pengangkutan dan komunikasi.
"Ketiganya menyumbang sumber pertumbuhan sebesar 3,9 persen dari total pertumbuhan 6,3 persen," katanya.
Dari sisi pengeluaran, lanjut dia, sumber pertumbuhan berasal dari konsumsi masyarakat dan investasi. Keduanya menyumbang 5,1 persen dari pertumbuhan 6,3 persen.
"Pertumbuhan ekonomi ini membuat tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 6,32 persen pada Februari 2012 dari 6,8 persen pada Februari 2011," kata dia.
Meski demikian, lanjut dia, ketidakpastian kebijakan terkait bahan bakar minyak (BBM) dan pengenaan bea keluar untuk komoditas mineral dalam dapat menjadi sentimen negatif rupiah.
(KR-ZMF)
