Pementasan Opera Batak upaya lestarikan budaya Indonesia

id operas batak lestari

Pementasan Opera Batak upaya lestarikan budaya Indonesia

ilustrasi opera batak (Foto Antara)

Jakarta (ANTARA Jogja) - Pementasan Opera Batak Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII yang memadukan seni peran, seni suara, termasuk tari Tortor dan Gordang Sambilan, di Jakarta pada 6-7 Juli 2012 dapat merupakan salah satu upaya melestarikan budaya Indonesia.

"Melalui opera ini kami ingin masyarakat semakin mengenal tokoh Batak dan juga merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya Indonesia," kata anggota panitia Opera Batak Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, Dion Sihotang di Jakarta, Kamis.

Menurut Dion, adanya klaim Malaysia terhadap tari Tortor dan Gordang Sambilan, menjadi pukulan terhadap masyarakat Batak khususnya dan orang Indonesia umumnya.

Sebelumnya, negara itu juga mengklaim sejumlah kesenian Indonesia sebagai warisan budaya mereka contohnya Reog Ponorogo, tari Pendet alat musik angklung, lagu Rasa Sayange dan batik.

"Di tengah-tengah pukulan itu, adik-adik kami dari Seminari Menengah Pematang Siantar mementaskan Opera Batak Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII sebagai salah satu upaya melestarikan budaya bangsa," kata Dion.

Opera Batak Sisingamangaraja XII akan dipentaskan di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 6-7 Juli mendatang dimainkan oleh siswa SMA Seminari Menengah Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Diangkatnya kisah kepahlawanan Sisingamangaraja XII ke atas pentas karena dinilai banyak hikmah yang bisa diambil dari tokoh Raja Batak tersebut antara lain, Sisingamangaraja merupakan patriot sejati sebab ia tidak mau menyerahkan sejengkal pun tanah Batak dan terus melawan penjajah Belanda selama 30 tahun.

Sisingamangaraja juga punya kharisma yang luar biasa. Ia bisa menyatukan seluruh masyarakat Batak untuk berjuang melawan Belanda dan mampu mendatangkan bantuan dari daerah lain untuk berperang lawan penjajah.

Ia juga seorang pemimpin yang solider, tidak pernah membeda-bedakan suku manapun.

Sutradara kondang dari Teater Koma, Nano Riantiarno yang juga terlibat dalam Opera Batak mengatakan, pementasan Opera Batak Sisingamangaraja XII sangat luar biasa karena di dalamnya berpadu seni musik, tari dan suara dari Batak yang dapat membangkitkan kembali memori kolektif atas budaya.

"Pementasan ini luar biasa, karena semua seni tradisional Batak termasuk bahasa Batak ditampilkan. Opera Batak juga menjadi semacam pengumuman kepada masyarakat umum bahwa kita masih punya budaya yang luar biasa dan patut dilestarikan. Jangan setelah diklaim negara lain baru kita ribut," kata Nano.


(T.D016)