Kelengkeng impor dominasi Pasar Bandungan Semarang

id kelengkeng impor bandungan

Kelengkeng impor dominasi Pasar Bandungan Semarang

penjual kelengkeng impor (tigorpanggabean.multiply.com)

 Ambarawa (ANTARA Jogja)  - Buah kelengkeng impor asal Thailand kini semakin mendominasi perdagangan di Pasar Bandungan, Ambawara yang menjadi sentra penjualan kelengkeng di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

"Kelengkeng Bangkok dari Thailand lebih diminati karena harganya lebih murah dan dagingnya lebih tebal," kata Maemunah (48) pedagang buah di Pasar Bandungan, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Minggu.

Menurut dia harga yang lebih murah disertai kualitas yang cenderung lebih bagus dibandingkan kelengkeng lokal menjadikannya sebagai primadona yang menggeser kelengkeng produksi dalam negeri.

Dari segi harga, kata dia, kelengkeng lokal ukuran besar dijual dengan harga Rp20 ribu/kilogram dan ukuran kecil ditawarkan dengan harga Rp15 ribu/kg, sementara kelengkeng bangkok jauh lebih murah.

Setiap kologram, kata dia, kelengkeng Bangkok ditawarkan dengan harga Rp10 ribu, tentunya pembeli akan lebih tertarik membeli kelengkeng impor yang lebih murah dan bagus dibandingkan kelengkeng lokal.

"Selain itu, kelengkeng Bangkok yang memiliki warna cokelat kekuningan dan lebih cerah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli, sementara kelengkeng lokal berwarna cokelat tua," kata Maemunah.

Senada dengan itu, Suyati (61) pedagang buah di pasar yang sama mengakui bahwa dirinya memang menjual kelengkeng lokal dan impor,  tetapi yang banyak dicari pembeli memang kelengkeng Bangkok asal Thailand.

"Untuk kelengkeng impor dalam sehari bisa laku antara 15-20 kg, sementara kelengkeng lokal paling-paling dalam sehari laku sekitar 10 kg," katanya yang mengaku mengambil kelengkeng bangkok dari Kota Semarang.

Maryanti (57) penjual buah lainnya justru mengaku saat ini hanya menjual kelengkeng Bangkok sebab lebih laku dibandingkan kelengkeng lokal, meski kelengkeng lokal sedang mengalami musim panen.

Sementara itu, Indri (35) salah satu pembeli menilai kelengkeng Bangkok lebih menarik dari tampilan, di samping harga yang lebih murah dengan ketebalan daging buah yang lebih dibanding kelengkeng lokal.

"Makanya saya lebih pilih beli kelengkeng impor. Namun, saya kira pemerintah perlu mengembangkan budi daya kelengkeng lokal agar memiliki kualitas lebih bagus, tentunya harga juga bisa lebih murah," katanya.



(U.KR-ZLS)